Konflik Rusia Vs Ukraina
Biden Khawatir Putin Tak Punya Jalan Keluar atas Perang Ukraina
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengatakan bahwa dia khawatir Presiden Rusia Vladimir Putin tidak memiliki jalan keluar atas perangnya di Ukraina.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengatakan bahwa dia khawatir Presiden Rusia Vladimir Putin tidak memiliki jalan keluar dari perang Ukraina, Senin (9/5/2022).
Biden juga mengatakan dia sedang mencoba untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan terkait hal tersebut.
Biden, berbicara pada penggalangan dana politik di pinggiran kota Washington, mengatakan bahwa Putin secara keliru percaya invasi ke Ukraina akan memecah NATO dan memecah Uni Eropa.
Sebaliknya, Amerika Serikat dan banyak negara Eropa telah bersatu untuk mendukung Ukraina.
Baca juga: Kata Analis Soal Pidato Putin di Hari Kemenangan, Rusia Disebut Belum Putuskan Rencana Akhiri Perang
Baca juga: Jepang dan Anggota G7 Lainnya Kutuk Invasi Rusia dan Mendesak Perlucutan Senjata Nuklir
Serangan Rusia di Kyiv dipukul mundur pada bulan Maret oleh perlawanan kuat dari Ukraina.
Rusia, yang menyebut invasi itu "operasi militer khusus," mengerahkan lebih banyak pasukan ke Ukraina untuk serangan besar-besaran bulan lalu di bagian timur negara itu, tetapi perolehannya lambat.
Mengutip Reuters, Biden mengatakan Putin adalah orang yang sangat perhitungan dan masalah yang dia khawatirkan sekarang adalah bahwa pemimpin Rusia tidak memiliki jalan keluar atas invasinya di Ukraina.
"(Putin) sekarang tidak memiliki jalan keluar, dan saya mencoba untuk mencari tahu apa yang kita lakukan tentang itu," kata Biden.
Tujuh Rudal Hantam Odessa
Satu orang tewas akibat serangan rudal di Odessa, Ukraina pada Senin (9/5/2022).
Komando Operasi Selatan mengatakan bahwa pasukan Rusia menembakkan tujuh rudal ke Odessa.
Rudal menghantam sebuah pusat perbelanjaan dan gudang barang-barang konsumen.
“Sayangnya, satu orang meninggal, lima terluka dibawa ke rumah sakit. Pemadaman kebakaran berlanjut,” kata militer dalam sebuah unggahan Facebook, sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Serangan rudal itu terjadi bersamaan dengan kunjungan Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, ke kota tersebut.
“Ini adalah sikap nyata Rusia terhadap Eropa. Dan selalu begitu,” kata Zelenskyy dalam pidato.

Serangan Barat ke Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa intervensi Rusia di Ukraina diperlukan karena Barat sedang bersiap menyerang Rusia.
Hal tersebut Putin sampaikan pada saat berpidato di parade Hari Kemenangan tahunan di Lapangan Merah Moskow yang menandai peringatan kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua.
"(Barat) mempersiapkan invasi ke tanah kami, termasuk Krimea," kata Putin, dilansir Al Arabiya,Senin (9/5/2022).
Putin membangkitkan memori kepahlawanan Soviet dalam Perang Dunia Kedua untuk mendesak pasukannya menuju kemenangan di Ukraina.
Berpidato di depan barisan prajurit di Lapangan Merah pada peringatan 77 tahun kemenangan atas Nazi Jerman, Putin mengutuk ancaman eksternal untuk melemahkan dan memecah belah Rusia.
Putin juga mengulangi argumen yang biasa dia gunakan untuk membenarkan invasinya, bahwa NATO menciptakan ancaman serius di sebelah perbatasannya.

Dia secara langsung berbicara kepada tentara yang bertempur di wilayah Donbas di Ukraina timur yang telah dijanjikan Rusia untuk dibebaskan dari Kyiv.
“Membela Tanah Air ketika nasibnya ditentukan selalu suci,” katanya.
“Hari ini Anda berjuang untuk orang-orang kami di Donbas, untuk keamanan Rusia, tanah air kami.”
Baca juga: Bank di Rusia Ini Kembangkan Cloud Sendiri Setelah Keluhkan Kualitas Vendor China
Baca juga: Nyawa Orang Terkaya Sejagat Elon Musk Terancam Oleh Loyalis Putin, Ini Perannya Ikut Memerangi Rusia
“Kematian setiap prajurit dan perwira sangat menyakitkan bagi kami,” katanya.
“Negara akan melakukan segalanya untuk mengurus keluarga-keluarga ini.”
Dia mengakhiri pidatonya dengan seruan kepada tentara yang berkumpul: "Untuk Rusia, Untuk Kemenangan, Hore!"
Pidato 11 menit Putin pada hari ke-75 invasi tidak memberikan penilaian kemajuan dalam perang dan tidak memberikan indikasi berapa lama itu akan berlanjut.
Dia telah berulang kali menyamakan perang yang dia sebut sebagai pertempuran melawan nasionalis berbahaya yang diilhami "Nazi" di Ukraina dengan tantangan yang dihadapi Uni Soviet ketika Adolf Hitler menginvasi pada tahun 1941.
(Tribunnews.com/Yurika)