Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik di Afghanistan

Taliban Perintahkan Wanita Afghanistan Pakai Burqa di Depan Umum

Perempuan Afghanistan terus menghadapi tantangan sejak Taliban berkuasa. Kini, Taliban memerintahkan wanita menggunakan burqa di depan umum.

AFP/-
Ilustrasi. Perempuan Afghanistan membawa poster saat ikut dalam protes di Herat pada 2 September 2021. - Taliban memerintah wanita Afghanistan untuk memakai burqa di tempat umum. 

“Jika kita melihat salah satu demonstrasi yang terjadi sejak Agustus ketika Taliban mengambil alih, perempuan dan anak perempuan berada di garis depan, dan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa perempuan tidak memiliki wajah publik."

"Taliban percaya bahwa tempat wanita itu adalah di rumah. Dia tidak boleh keluar tanpa kerabat dekat laki-laki, dan jika dia keluar, dia harus menutupi wajahnya,” katanya kepada Al Jazeera.

Pembatasan ini semakin diperluas, yang mencakup bepergian ke luar negeri, dan beberapa pelancong wanita dilaporkan dihentikan dari naik pesawat.

Larangan serupa juga diberlakukan di beberapa pusat kesehatan di seluruh negeri, melarang perempuan mengakses layanan kesehatan tanpa mahram (pendamping laki-laki).

Baca juga: Idul Fitri Bawa Sedikit Kegembiraan bagi Jutaan Warga Afghanistan yang Dilanda Kelaparan

Baca juga: Taliban Kutuk Aksi Bom Bunuh Diri di Masjid Kabul Afghanistan

Pada bulan Januari, sekelompok 36 pakar hak asasi manusia PBB mengatakan bahwa para pemimpin Taliban di Afghanistan melembagakan diskriminasi dan kekerasan berbasis gender skala besar dan sistematis terhadap perempuan dan anak perempuan.

"Kami prihatin dengan upaya terus menerus dan sistematis untuk mengecualikan perempuan dari bidang sosial, ekonomi, dan politik di seluruh negeri," kata para ahli dalam sebuah pernyataan.

Krisis Kemanusiaan

Sebuah kejutan berbalik arah pada bulan Maret di mana kelompok itu menutup sekolah menengah perempuan pada pagi hari yang akan mereka buka menarik kemarahan komunitas internasional dan mendorong Amerika Serikat untuk membatalkan pertemuan yang direncanakan untuk meredakan krisis keuangan negara itu.

Negara itu telah terhuyung-huyung dari krisis kemanusiaan dengan lebih dari setengah penduduknya menghadapi kelaparan.

Taliban telah berjuang untuk menghidupkan kembali ekonomi yang bergantung pada bantuan, yang jatuh bebas karena sanksi dan pengucilan dari lembaga keuangan internasional.

AS dan negara-negara lain telah memotong bantuan pembangunan dan memberlakukan sanksi ketat pada sistem perbankan sejak Taliban mengambil alih pada Agustus, mendorong negara itu menuju kehancuran ekonomi.

(Tribunnews.com/Yurika)

Artikel Afghanistan lainnya

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved