Konflik Rusia Vs Ukraina
Hari Kemenangan 9 Mei: 4 Hal yang Diprediksi akan Dilakukan Putin
Dari mendeklarasikan perang hingga memobilisasi pasukan, berikut 4 hal yang mungkin akan dilakukan Vladimir Putin di Hari Kemenangan 9 Mei 2022.
TRIBUNNEWS.COM - Senin (9/5/2022) akan menjadi hari penting bagi Rusia.
Dikenal sebagai Victory Day atau Hari Kemenangan di Rusia, 9 Mei adalah hari libur nasional untuk memperingati menyerahnya Nazi Jerman kepada Uni Soviet dalam Perang Dunia II.
Perayaan ini biasanya ditandai dengan parade militer yang rumit di Lapangan Merah Moskow yang dihadiri oleh pejabat senior Kremlin.
Para pejabat Barat sebelumnya menyuarakan keprihatinan bahwa Presiden Vladimir Putin akan menggunakan kesempatan itu untuk secara resmi menyatakan perang terhadap Ukraina, yang diinvasi Rusia pada Februari.
Para ahli mengatakan bahwa setelah lebih dari dua bulan serangan, Putin kini memiliki pilihan terbatas, mulai dari mobilisasi habis-habisan hingga menyatakan kemenangan di wilayah Donbas timur.
Dilansir NBC News, berikut 4 hal yang mungkin akan dilakukan Putin di hari kemenangan, menurut para ahli.
Baca juga: Putin Disebut akan Memanfaatkan Momen Hari Kemenangan untuk Menyatakan Perang Total
Baca juga: Daftar Pesawat dan Helikopter yang akan Dipamerkan di Hari Kemenangan Rusia 9 Mei, Total 77 Unit

1. Deklarasi perang
Sejumlah pakar menyebut Putin akan memanfaatkan momen Hari Kemenangan sebagai pernyataan perang resmi kepada Ukraina.
Namun, juru bicara Putin Dmitry Peskov minggu ini membantah bahwa deklarasi perang sudah dekat.
Ia bersikeras bahwa invasi Rusia di Ukraina tetap menjadi "operasi militer khusus."
Perbedaannya mungkin tampak kecil, terutama karena Rusia telah memobilisasi pasukan udara, darat dan laut di wilayah Ukraina yang luas.
Tetapi menyatakan perang akan memungkinkan Putin untuk memanggil tentara cadangan tambahan dan memerintahkan mobilisasi massa laki-laki usia pertempuran, yang berpotensi memperpanjang konflik selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.
Philip Wasielewski, seorang rekan di Institut Penelitian Kebijakan Luar Negeri, mengatakan bahwa menetapkan Ukraina sebagai zona perang akan mengubah konflik menjadi "konflik yang eksistensial bagi rezimnya."
Meski deklarasi perang memungkinkan Moskow untuk membebaskan pasukan yang bertempur di Ukraina timur dan mengisi kembali pasokan, risiko perang habis-habisan bagi Putin kemungkinan akan meluas jauh melampaui medan perang.
"Mobilisasi penuh sangat mahal secara politis dan benar-benar menempatkan Putin di wilayah di mana ada risiko terhadap stabilitas rezimnya," kata Nataliya Bugayova, seorang peneliti Rusia di Institute for the Study of War, sebuah lembaga penelitian yang berbasis di Washington.