Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ukraina Sudah Gunakan Meriam Canggih AS, Sekali Tembak Biayanya 100 Ribu Dolar AS

Howitzer M777 memiliki kecepatan tembakan maksimum tujuh peluru per menit dengan jangkauan hingga 40 kilometer.

Menahem KAHANA / AFP
Howitzer sejenis yang dipakai Israel inilah yang dikirim ke Ukraina. Perbedaannya, howitzer untuk Ukraina tidak bersifat mobile seperti jenis ini. Kalibernya sama, berpeluru 155 mm. 

UU itu membuka jalan bagi lebih banyak senjata AS untuk mengalir ke wilayah tersebut di tengah operasi militer khusus Rusia. Senat dengan suara bulat meloloskan RUU itu awal bulan itu.

"Jelas, ketika barat mempersenjatai Ukraina dengan senjata ofensif yang canggih dan melatih operator Ukraina di Inggris Raya, Prancis, Jerman atau Polandia, kami secara berbahaya mendekati keterlibatan langsung pasukan NATO dalam konflik tersebut," kata Moreau.

Ia menambahkan Ukraina adalah negara miskin, negara yang mendapatkan banyak utang berkat perjanjian pinjam-sewa dengan NATO.

Pakar tersebut menyatakan barat telah beralih dari memasok apa yang disebut senjata pertahanan menjadi senjata yang jelas dirancang untuk menyerang.

Bahkan negara paling pasifis di Eropa, Jerman, sekarang mengirimkan sistem pertahanan udara Gepard dan howitzer self-propelled PzH 2000. .

“Prancis mengirimkan meriam Caesar 155 mm baru mereka dan Amerika mengirim howitzer berbobot 60 ton M777. Senjata AS ini sangat mahal, dan amunisinya juga sangat mahal,” kata Xavier.

“Peluru peluru jarak jauh 70 km (44 mil) dari M777 berharga 100.000 US$ per tembakan! Selain itu, tembakan ini harus dipandu drone dan tentara Ukraina kehilangan drone yang jatuh seperti lalat," lanjut Moreau.

Jika dirupiahkan kurs Rp 14.000 per 1 dolar AS, maka perkiraan total biaya sekali penembakan mencapai Rp 1,4 miliar.

Ia mencatat agar sistem senjata benar-benar efektif, mereka harus dioperasikan tentara NATO, tetapi ini seperti memutar situasi ke arah perang nuklir.

Dia menekankan Rusia telah memperingatkan NATO berkali-kali tentang bahaya eskalasi dan perang bersama, memperingatkan bahwa "kita memasuki zona bahaya."

“Ada perbedaan besar antara AS dan Inggris Raya yang ingin menghancurkan ekonomi dan kekuatan Rusia di satu sisi, dan Eropa di sisi lain, yang tidak tertarik pada tujuan ekstrem seperti itu,” katanya.

“Eropa pada akhirnya harus membangun kembali hubungan dengan tetangga Rusia mereka daripada terus meningkatkan konflik," jelas Moreau.

Menurut pakar ini, memperpanjang permusuhan di Ukraina tidak masuk akal karena secara dramatis memiskinkan negara di masa depan.

Ia berpikir barat telah meremehkan bobot ekonomi Rusia di dunia dan Eropa jauh lebih menderita daripada Rusia dari sanksi yang mereka berikan ke Moskow.

“Seolah-olah AS dan NATO ingin berjuang sampai titik darah penghabisan Ukraina. Tetapi senjata berat yang dikirim oleh anggota NATO tidak akan membantu mengakhiri operasi militer,” kata Xavier mengingatkan.

“Itu hanya akan mencapai sebagian besar teater operasi di timur dan selatan. Ukraina dan hanya bisa memperpanjang penderitaan," pungkas Moreau.(Tribunnews.com/Southfront.org/xna)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved