Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

PM Hungaria Victor Orban Samakan Embargo Minyak Rusia Seperti Serangan Nuklir

Viktor Orban menegaskan, embargo semacam itu sama saja menjatuhkan bom nuklir pada ekonomi negaranya.

TRIBUN JOGJA/Hasan Sakri Ghozali
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kiri), Mantan Presiden Negara Colombia sekaligus Presiden Central Democratic International (CDI) Andres Pastrana (kedua kiri), Perdana Menteri Hungaria HE Victor Orban (kedua kanan) dan PBNU KH Yahya Cholil Staquf PBNU (kanan) memberikan keterangan pers kepada para awak media saat Pembukaan Central Democratic International (CDI) Executive Comitte Meeting di Hyat Regency Hotel Yogyakarta, Kamis (2020/01/23). Pertemuan yang menjadi wadah pimpinan partai politik, tokoh agama, akademisi, dan pembuat kebijakan dari berbagai budaya dan agama di Eropa dan Asia itu diselenggarakan mulai 22 hingga 25 Januari 2020 di Hyaat Hotel Yogyakarta. (TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI) 

Dia mengatakan kepada wartawan telah mengirim kembali proposal ke Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen untuk dikerjakan ulang, dan sekarang sedang menunggu yang baru.

Mengacu pada lima putaran sanksi Uni Eropa sebelumnya terhadap Rusia, yang disetujui Hungaria, Orban mengakuinya

Namun ia tetap tidak melihat sanksi ekonomi sebagai instrumen yang tepat untuk menyelesaikan krisis Ukraina.

Budapest memiliki hak veto untuk situasi yang secara langsung mempengaruhi kepentingan nasional Hungaria. Dia menggambarkan embargo impor energi Rusia sebagai garis merah untuk negaranya.

Orban juga menguraikan posisi Hungaria dalam konflik bersenjata di Ukraina, menyerukan semua pihak yang terlibat untuk menyetujui gencatan senjata dan melanjutkan pembicaraan damai sesegera mungkin.

Presiden Tusia Vladimir Putin tetap mengharuskan Uni Eropa membayar gas yang dibelinya dari Rusia dengan rubel. Foto Presiden Vladimir Putin di jaringan pipa gas Rusia di Vladivostok, 2011.
Presiden Tusia Vladimir Putin tetap mengharuskan Uni Eropa membayar gas yang dibelinya dari Rusia dengan rubel. Foto Presiden Vladimir Putin di jaringan pipa gas Rusia di Vladivostok, 2011. (The Guardian/AFP)

Hungaria Takkan Kirim Senjata

Dia mengulangi Hongaria bertekad menghindari konflik, dan dengan demikian tidak akan memberikan senjata ke kedua belah pihak, tidak seperti banyak negara Eropa lainnya.

Menurut Orban, memasok senjata ke Ukraina akan membawa masalah di kepala mereka yang terlibat, terutama jika mereka adalah tetangga negara yang sedang berperang.

Pada saat yang sama, baik pemerintah Hungaria dan masyarakat secara keseluruhan memberikan bantuan kemanusiaan skala besar kepada ribuan pengungsi Ukraina yang tiba di negara itu.

Pada Rabu, Ursula von der Leyen meluncurkan gelombang keenam sanksi yang menargetkan Kremlin menyusul operasi militer terhadap Ukraina.

Di antara langkah-langkah yang diusulkan adalah sanksi terhadap bank top Rusia, larangan penyiaran Rusia dari wilayah Eropa, dan embargo impor minyak mentah Rusia dalam waktu enam bulan.

Namun, poin terakhir menghadapi tentangan keras dari negara-negara seperti Hongaria dan Slovakia.

Mereka khawatir larangan itu akan sangat merusak ekonomi mereka karena mereka sangat bergantung pada energi Rusia.

Rusia menyerang negara tetangganya pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik secara paksa.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved