Sabtu, 4 Oktober 2025
Deutsche Welle

Tidak Dibayar Rubel, Rusia Hentikan Suplai Gas ke Polandia dan Bulgaria

Polandia dan Bulgaria adalah negara anggota NATO dan UE. Ini kali pertama Rusia memutus pasokan gas ke pelanggannya di Eropa sejak…

Raksasa produsen energi asal Rusia, Gazprom, mengatakan bahwa pihaknya pada Rabu (27/04) telah menghentikan pasokan gas ke Bulgaria dan Polandia karena gagal membayar gas dalam mata uang rubel. Ini adalah tindakan balasan terberat dari Kremlin atas sanksi yang dijatuhkan oleh Barat terkait konflik di Ukraina.

Ini juga adalah kali pertama Rusia memutus pasokan gas ke pelanggannya di Eropa sejak Moskow melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu.

"Gazprom telah sepenuhnya menangguhkan pasokan gas ke Bulgargaz dan PGNiG karena tidak adanya pembayaran dalam rubel," tulis Gazprom dalam sebuah pernyataan, mengacu pada perusahaan gas asal Bulgaria dan Polandia.

"Mulai 1 April, pembayaran untuk gas perlu dilakukan menggunakan rincian bank baru, yang diberitahukan kepada rekanan secara tepat waktu," tulis Gazprom.

PGNiG milik Polandia mengonfirmasi pasokan gas yang mengalir di jaringan pipa Yamal dari Gazprom telah dipotong tetapi mengatakan masih bisa memasok klien mereka sesuai kebutuhan.

"Memotong pasokan gas adalah pelanggaran kontrak dan PGNiG berhak untuk meminta kompensasi dan akan menggunakan semua cara sesuai kontrak dan hukum yang ada untuk melakukannya," kata perusahaan itu.

Polandia dan Bulgaria adalah anggota NATO dan Uni Eropa (UE). Gazprom memasok sekitar 50% konsumsi gas Polandia. Negara itu mengatakan tidak perlu menarik cadangan dan bahwa penyimpanan gasnya sudah 76% penuh.

Sementara direktur eksekutif operator jaringan gas Bulgaria, Bulgartransgaz, mengatakan bahwa pasokan ke Bulgaria masih mengalir. Negara lain seperti Hungaria dan Austria juga mengatakan pasokan gas mereka dari Rusia masih normal.

Pasokan gas diklaim masih cukup

Sebelumnya, Gazprom mengumumkan penghentian gas ke Polandia dan Bulgaria karena tidak dibayar dalam bentuk mata uang rubel oleh dua negara tersebut. Sehari sebelumnya, pemerintah Polandia mengatakah pihaknya siap menghadapi adanya gangguan pasokan dari Rusia.

Ekspor energi Rusia sebagian besar terus berlanjut sejak perang di Ukraina dimulai. Ukraina menuduh Rusia menggunakan suplai energi ke Eropa sebagai senjata untuk melemahkan kekuatan Eropa.

Bulgaria yang hampir sepenuhnya bergantung pada impor gas dari Rusia mengatakan skema pembayaran baru dalam rubel melanggar kontraknya dengan Gazprom. Mereka telah mengadakan pembicaraan untuk mengimpor gas alam cair lewat negara tetangga seperti Turki dan Yunani.

Menteri Energi Bulgaria, Alexander Nikolov, mengatakan pada hari Rabu bahwa negaranya dapat memenuhi kebutuhan pengguna setidaknya selama satu bulan. Dia mengatakan bahwa pada saat dia berbicara, gas masih mengalir. "Persediaan alternatif ada, dan Bulgaria berharap rute dan pasokan alternatif juga akan diamankan di tingkat UE,"

Sementara Menteri Iklim Polandia, Anna Moskwa, menuliskan di akun Twitter bahwa: "Tidak akan ada kekurangan gas di rumah-rumah Polandia." tulis Menteri Iklim Anna Moskwa di Twitter. "Sejak hari pertama perang kami telah menyatakan bahwa kami siap untuk merdeka sepenuhnya dari bahan mentah Rusia," katanya.

"Polandia memiliki cadangan gas dan sumber pasokan yang diperlukan untuk melindungi keamanan kami. Selama bertahun-tahun kami telah berhasil membuat diri kami mandiri dari Rusia," tambahnya.

Tidak mengejutkan

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved