Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Sempat Menolak Kirim Senjata, Jerman Kini Setuju Berikan Tank Anti-Pesawat Gepard ke Ukraina

Jerman akhirnya setuju untuk mengirimkan tank anti-pesawat ke Ukraina.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Sergei SUPINSKY / AFP
Seorang pria berswafoto saat berdiri di depan tank Rusia yang hancur di desa Andriivka, di wilayah Kyiv pada 17 April 2022. Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022. 

TRIBUNNEWS.COM - Jerman akhirnya setuju untuk mengirimkan tank anti-pesawat ke Ukraina.

Ini merupakan perubahan besar bagi Berlin dalam pendekatannya untuk memberikan bantuan militer kepada Kyiv.

Komitmen untuk mengirimkan sistem anti-pesawat Gepard diumumkan oleh Menteri Pertahanan Christine Lambrecht, selama pertemuan pejabat pertahanan internasional di pangkalan Angkatan Udara AS Ramstein di Jerman.

"Kami memutuskan kemarin bahwa kami akan mendukung Ukraina dengan sistem anti-pesawat, itulah yang dibutuhkan Ukraina sekarang untuk mengamankan wilayah udara dari darat," kata Lambrecht dalam pertemuan tersebut, Selasa (26/4/2022).

Baca juga: Balas Dendam, Rusia Usir 40 Diplomat Jerman

Baca juga: Bantu Lawan Rusia, Jerman akan Pasok Tank Anti-pesawat Gepard ke Ukraina

Kanselir Jerman Olaf Scholz (kiri) berbicara dengan Menteri Kehakiman Marco Buschmann pada awal pertemuan kabinet keamanan di Kanselir di Berlin, pada 23 Februari 2022.
Kanselir Jerman Olaf Scholz (kiri) berbicara dengan Menteri Kehakiman Marco Buschmann pada awal pertemuan kabinet keamanan di Kanselir di Berlin, pada 23 Februari 2022. (MICHELE TANTUSSI / POOL / AFP)

Ini merupakan pertama kalinya Jerman setuju mengirimkan persenjataan berat jenis ini ke Ukraina saat invasi Rusia.

Dilansir CNN, sistem Gepard telah dihapus dari tugas aktif di Jerman pada tahun 2010. 

Jerman awalnya menolak seruan untuk menyediakan persenjataan ke Kyiv dan hanya setuju untuk memberikan bantuan kemanusiaan serta peralatan medis.

Pendekatan itu sejalan dengan kebijakan Jerman selama puluhan tahun untuk tidak memasok senjata mematikan ke zona krisis.

Hanya beberapa bulan sebelum Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina, pemerintah Jerman baru setuju untuk memasukkan kebijakan ekspor senjata yang terbatas ke dalam perjanjian koalisinya.

Namun menghadapi tekanan dari sekutu dan publik Jerman, pemerintah terpaksa merombak aturan tersebut.

Pada akhir Februari, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengumumkan Jerman akan mulai mengirimkan beberapa senjata 'defensif' ke Ukraina.

Scholz juga mengumumkan rencana untuk meningkatkan anggaran militer.

Investasi semacan ini pertama kali dikonfirmasi secara publik pada bulan lalu, ketika Jerman mengumumkan akan membeli 35 jet tempur F-35A buatan AS.

Minggu lalu, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan bahwa pihaknya akan membantu Ukraina dengan pelatihan dan pemeliharaan, sementara mitra Barat lainnya mengirim artileri.

Baerbock mengatakan, Jerman tidak dapat menyediakan persenjataan lebih lanjut karena negara itu tidak memiliki senjata yang dapat "dikirimkan dengan cepat".

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved