Militan Gaza Tembakkan Roket ke Israel untuk Pertama Kali setelah Bentrokan di Yerusalem
Militan Palestina menembakkan roket ke Israel selatan untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan pada Senin (18/4/2022).
TRIBUNNEWS.COM - Militan Palestina menembakkan roket ke Israel selatan untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan pada Senin (18/4/2022), AP News melaporkan.
Tembakkan itu disebut merupakan bentuk serangan lain setelah bentrokan di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, serangkaian serangan di Israel, dan serangan militer di Tepi Barat.
Israel mengatakan telah mencegat roket tersebut, tetapi tidak memberikan laporan mengenai korban atau kerusakan.
Israel menganggap penguasa Hamas, militan Gaza bertanggung jawab atas semua proyektil tersebut.
Beberapa jam sebelumnya, pemimpin kelompok militan Jihad Islam, yang memiliki persenjataan roket, telah mengeluarkan peringatan singkat dan samar, mengutuk "pelanggaran" Israel di Yerusalem.
Baca juga: Beda dengan Invasi Rusia ke Ukraina, Mengapa Amerika Tidak Mengutuk Serangan Israel ke Palestina?
Baca juga: Bella Hadid Kecam Tindakan Polisi Israel yang Serang Masjid Al Aqsa
Ziad al-Nakhala, yang berbasis di luar wilayah Palestina, mengatakan ancaman untuk memperketat blokade Israel-Mesir di Gaza yang diberlakukan setelah Hamas merebut kekuasaan 15 tahun lalu tidak dapat membungkam pihaknya dari insiden di Yerusalem dan Tepi Barat yang diduduki.
Warga Palestina dan polisi Israel bentrok selama akhir pekan di dalam dan sekitar kompleks Al-Aqsa, yang telah lama menjadi pusat kekerasan Israel-Palestina.
Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga dalam Islam dan paling suci bagi orang Yahudi, yang menyebutnya sebagai Temple Mount karena masjid berdiri di puncak bukit di mana kuil-kuil Yahudi berada di zaman kuno.
Protes dan bentrokan di sana tahun lalu telah memicu perang Gaza selama 11 hari.
Sementara bentrokan tahun ini, menurut polisi Israel, mereka hanya menanggapi pelemparan batu oleh warga Palestina.
Mereka berkomitmen untuk memastikan orang-orang Yahudi, Kristen dan Muslim, yang hari libur utamanya hampir bersamaan, dapat merayakannya dengan aman di Tanah Suci.
Warga Palestina melihat kehadiran polisi Israel di lokasi itu sebagai provokasi dan mengatakan mereka menggunakan kekuatan berlebihan.
Yordania dan Mesir, yang berdamai dengan Israel beberapa dekade lalu dan berkoordinasi dengannya dalam masalah keamanan, telah mengutuk tindakannya di masjid.
Yordania memanggil kuasa usaha Israel pada hari Senin sebagai bentuk protes.
Raja Yordania Abdullah II membahas kekerasan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi, menyetujui perlunya untuk menghentikan semua tindakan ilegal dan provokatif Israel di sana.

Yordania berencana untuk mengadakan pertemuan dengan negara-negara Arab lainnya tentang masalah ini.
Israel telah bekerja untuk meningkatkan hubungan dengan Yordania selama setahun terakhir dan baru-baru ini menormalkan hubungan dengan negara-negara Arab lainnya.
Namun ketegangan terbaru telah membawa perhatian baru pada konflik yang belum terselesaikan dengan Palestina, yang berusaha dikesampingkan oleh Israel dalam beberapa tahun terakhir.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mendesak semua pihak untuk menahan diri, menghindari tindakan dan retorika provokatif, dan melestarikan status quo bersejarah di tempat suci itu.
Juru bicara Ned Price mengatakan para pejabat AS berhubungan dengan rekan-rekan di seluruh wilayah untuk mencoba dan menenangkan ketegangan.
Dewan Keamanan PBB menjadwalkan pertemuan tertutup mengenai ketegangan itu pada hari Selasa.
Sebagai informasi, Israel merebut Tepi Barat, bersama dengan Jalur Gaza dan Yerusalem timur, yang meliputi Kota Tua, dalam perang Timur Tengah 1967.
Palestina mencari wilayah-wilayah itu untuk negara merdeka di masa depan.
Israel mencaplok Yerusalem timur dalam sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional dan sedang membangun dan memperluas pemukiman Yahudi di Tepi Barat, yang dipandangnya sebagai jantung alkitabiah dan sejarah orang-orang Yahudi.
Pembicaraan damai terakhir yang serius dan substantif gagal lebih dari satu dekade lalu.
Baca juga: Akibat Aksi Kepolisian di Al-Aqsa, Partai Arab Keluar dari Koalisi Pemerintah Israel
Baca juga: Berita Foto : Militan Jihad Islam Palestina Siap Menghadapi Israel
Palestina telah lama khawatir Israel berencana untuk mengambil alih atau membagi kompleks masjid.
Dalam beberapa pekan terakhir, seruan oleh ekstremis Yahudi untuk mengorbankan hewan di sana telah beredar luas di kalangan warga Palestina di media sosial, memicu seruan untuk mempertahankan masjid.
Pihak berwenang Israel mengatakan mereka tidak berniat mengubah status quo, dan polisi memberlakukan larangan pengorbanan hewan.
Israel mengizinkan orang Yahudi untuk mengunjungi situs tersebut tetapi tidak untuk berdoa di sana
Dalam beberapa tahun terakhir sejumlah besar orang Yahudi nasionalis dan religius secara teratur mengunjungi di bawah pengawalan polisi, membuat marah orang-orang Palestina dan Yordania.
Lebih lanjut, beberapa pekan terakhir telah terjadi serangkaian serangan Palestina di Israel yang menewaskan 14 orang.
Israel menindaklanjuti serangan itu dengan melaukan penangkapan hampir setiap hari dan operasi militer lainnya di Tepi Barat.
Militer mengatakan mereka menangkap 11 warga Palestina dalam operasi di seluruh wilayah semalam, Senin (18/4/2022).
Dalam serangan di dekat kota Jenin, tentara mengatakan puluhan warga Palestina melemparkan batu dan bahan peledak ke arah pasukan.
Tentara menanggapinya dengan peluru tajam ke arah tersangka yang melemparkan alat peledak, kata militer.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan dua pria dirawat di rumah sakit setelah terluka parah.
Dua penyerang baru-baru ini datang dari dalam dan sekitar Jenin, yang telah lama menjadi benteng perjuangan bersenjata melawan pemerintahan Israel.
Setidaknya 26 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel dalam beberapa pekan terakhir, menurut hitungan Associated Press.
Banyak yang telah melakukan serangan atau terlibat dalam bentrokan, tetapi seorang wanita tak bersenjata dan seorang pengacara yang tampaknya menjadi penonton juga termasuk di antara mereka yang tewas.
(Tribunnews.com/Ca)