Konflik Rusia Vs Ukraina
Serangan Siber Rusia Berusaha Matikan Jaringan Energi Ukraina
serangan itu dirancang untuk menyusup ke komputer yang terhubung ke beberapa gardu induk, kemudian menghapus semua file yang mematikan infrastruktur
Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, KYIV – Peretas Rusia mencoba menyerang infrastruktur energi Ukraina pekan lalu.
Dilansir dari cnbc.com, Rabu (13/4/2022) serangan itu dirancang untuk menyusup ke komputer yang terhubung ke beberapa gardu induk, kemudian menghapus semua file yang akan mematikan infrastruktur itu.
ESET, sebuah perusahaan keamanan siber yang berbasis di Slovakia yang bekerja untuk membantu mengamankan infrastruktur Ukraina, mengatakan serangan itu dilakukan oleh badan intelijen militer Rusia, GRU.
Baca juga: Rusia Klaim Lebih dari 1.000 Tentara Ukraina Menyerah di Mariupol, Termasuk 47 Tentara Wanita
Sebelumnya, GRU telah berhasil melakukan serangan serupa pada tahun 2014 dan 2015. Dalam kedua insiden itu, beberapa penduduk Kyiv mengalami pemadaman listrik untuk sementara waktu. Serangan ini telah direncanakan setidaknya selama dua minggu.
Sejak Rusia memulai invasinya pada bulan Februari, Ukraina belum pernah terkena serangan yang tampak merusak, seperti peretasan sebelumnya terhadap perusahaan energi Kyiv.
Akan tetapi Ukraina telah menghadapi beberapa serangan yang disebut "Wiper", termasuk yang menargetkan komputer di pemerintah Ukraina, lembaga keuangan, dan penyedia layanan internet.
Viktor Zhora, seorang pejabat tinggi keamanan siber Ukraina, mengatakan malware itu berhasil menyusup ke beberapa komputer di sektor energi Ukraina dan menyebabkan gangguan di satu fasilitas. Tapi itu segera diperbaiki dan tidak ada pelanggan yang kehilangan daya.
Baca juga: Presiden Lituania, Latvia, Estonia dan Polandia akan Berkunjung ke Ukraina
“Pertahanan yang efektif datang dari tim gabungan staf teknologi informasi, intelijen Ukraina, ESET dan Microsoft, yang juga membantu mempertahankan Ukraina dari peretas,” kata Zhora.
Zhora menolak menyebutkan nama perusahaan listrik atau wilayah di mana ia beroperasi, tetapi mengatakan perusahaan itu menyediakan listrik untuk wilayah di mana jutaan orang tinggal.
Sementara itu, Ciaran Martin, mantan kepala Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris, mengatakan serangan itu sejalan dengan upaya peretasan Rusia sebelumnya.