Kamis, 2 Oktober 2025

Pilpres Prancis 2022: Emmanuel Macron dan Marine Le Pen Bersaing di Putaran Kedua

Emmanuel Macron memenangkan putaran pertama pemilihan presiden Prancis 2022, hadapi Marine Le Pen di putaran kedua.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
JOEL SAGET, ERIC FEFERBERG / AFP
Kombinasi foto yang dibuat pada 10 April 2022 ini menunjukkan kandidat presiden partai sayap kanan Prancis Rassemblement National (RN) Marine Le Pen berpose selama sesi foto di Paris pada 20 Oktober 2021 dan Presiden Prancis dan kandidat partai La Republique en Marche (LREM) Emmanuel Macron berpose untuk sesi foto pada 7 Maret 2017 di markas kampanyenya di Paris. Emmanuel Macron memenangkan putaran pertama pemilihan presiden Prancis 2022, hadapi Marine Le Pen di putaran kedua. 

Le Pen telah membangun kampanyenya seputar krisis biaya hidup yang dihadapi sebagian besar Eropa.

Ia berjanji untuk memotong pajak dan membebaskan pajak penghasilan untuk di bawah 30-an.

Ada sedikit penekanan pada nasionalisme, tetapi dia menginginkan referendum untuk membatasi imigrasi, perubahan radikal ke Uni Eropa dan larangan jilbab di tempat umum.

Pemilih

Kampanye pemilihan presiden baru ramai dalam dua minggu terakhir, pertama karena pandemi Covid dan kemudian perang Rusia.

Namun pada akhirnya, jumlah pemilih tidak serendah yang ditakuti, yaitu hampir 75%.

Satu dari empat pemilih muda mendukung presiden, meskipun lebih dari satu dari tiga orang berusia 18-24 tahun memilih Jean-Luc Mélenchon, menurut lembaga survei Elabe.

Marine Le Pen paling populer di antara orang berusia 35-64 tahun, sedangkan Macron disukai oleh orang yang berusia di atas 65 tahun.

Dari pidato Macron, ia berencana untuk menjatuhkan Le Pen dengan menyinggung hubungan dekatnya dengan Kremlin.

Meskipun Le Pen mengutuk perang Vladimir Putin, ia sempat mengunjungi Putin sebelum pemilu sebelumnya pada tahun 2017.

Partainya mengambil pinjaman Rusia.

Macron menginginkan Prancis yang membuat aliansi dengan demokrasi besar untuk mempertahankan diri, katanya, bukan negara yang akan meninggalkan Eropa dan hanya memiliki populis dan xenofobia untuk sekutu.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved