Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Profil Alexander Dvornikov, Komandan Perang Baru Rusia, Dijuluki Penjagal Suriah

Sosok Alexander Dvornikov, komandan perang baru Rusia yang ditunjuk Putin. Ia dijuluki sebagai penjagal Suriah.

Kremlin via BBC
Jenderal Alexander Dvornikov. Sosok Dvornikov, komandan perang baru Rusia yang ditunjuk Putin. 

Dvornikov, yang saat ini berusia 60 tahun, merupakan komandan pertama operasi militer Rusia di Suriah usai Putin mengirim pasukannya ke sana pada September 2015 untuk mendukung pemerintah Presiden Bashar Al-Assad, sebagaimana dilansir CNN.

Di bawah komando Dvornikov, pesawat Rusia membombardir lingkungan padat penduduk dan menyebabkan banyak korban sipil.

Tak hanya itu, penggunaan senjata kimia juga dilakukan selama invasi Rusia ke Suriah untuk mendukung rezim Assad.

Mengutip Metro, Dvornikov dianugerahi penghargaan militer tertinggi Rusia pada 2016.

Seorang pejabat anonim mengatakan, dipilihnya Dvornikov lantaran ia memiliki banyak pengalaman operasi-operasi Rusia di Suriah.

Karena itu, ia diharapkan bisa mengatur kembali Distrik Militer Selatan menjadi kelompok kekuatan gabungan yang mampu beroperasi secara efektif di darat, laut, dan udara.

Diduga Dalang di Balik Serangan Kramatorsk

Tentara Ukraina membersihkan mayat setelah serangan roket menewaskan sedikitnya 35 orang pada 8 April 2022 di sebuah stasiun kereta api di Kramatorsk, Ukraina timur, yang digunakan untuk evakuasi sipil.
Tentara Ukraina membersihkan mayat setelah serangan roket menewaskan sedikitnya 35 orang pada 8 April 2022 di sebuah stasiun kereta api di Kramatorsk, Ukraina timur, yang digunakan untuk evakuasi sipil. (AFP)

Alexander Dvornikov diyakini dalang di balik penembakan mengerikan di stasiun kereta api yang dipenuhi wanita dan anak-anak.

Serangan rudal itu menewaskan sedikitnya 52 orang dan 300 lainnya terluka di Kramatorsk di wilayah timur Donetsk, menurut laporan pejabat Barat.

Baca juga: Simak 3 Alasan Indonesia Abstain dalam Voting Penangguhan Rusia dari Dewan HAM PBB

Baca juga: Pakar Nilai Tepat Indonesia Abstain dalam Voting Penangguhan Rusia dari Dewan HAM PBB

Dikutip dari Mirror, sisa-sisa rudal ditemukan di dekat jasad warga sipil dengan tulisan "untuk anak-anak" dalam bahasa Rusia.

Insiden ini dianggap Ukraina sebagai serangan yang disengaja oleh pasukan Rusia.

"Mereka ingin menebar kepanikan dan ketakutan, mereka ingin mengambil sebanyak mungkin warga sipil," katanya, seraya menambahkan bahwa ribuan warga sipil berada di stasiun ketika roket menghantam.

Pavlo Kyrylenko, gubernur wilayah Donetsk di mana Stasiun Kramatorsk berada, mengklaim roket yang menghantam stasiun itu berisi munisi tandan yang meledak di udara, kemudian menyemprotkan bom kecil yang mematikan ke area yang lebih luas.

Munisi tandan merupakan senjata yang penggunaannya telah dilarang di bawah konvensi 2008.

Lebih lanjut, gubernur ini mengunggah sebuah foto yang menunjukkan beberapa mayat di samping tumpukan koper dan barang bawaan lainnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved