Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Kasus Covid-19 Melonjak, WHO Salahkan Eropa karena Terlalu Cepat Cabut Pembatasan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan beberapa negara Eropa terlalu cepat mencabut pembatasan virus corona.

Alexander ASTAFYEV / SPUTNIK / AFP
Direktur WHO Eropa Hans Kluge bertemu dengan Perdana Menteri Rusia di Moskow pada 23 September 2020. 

TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan beberapa negara Eropa terlalu cepat mencabut pembatasan virus corona.

Sebagai hasilnya, kasus Covid-19 di Eropa mengalami peningkatan tajam, yang diperkirakan terkait dengan subvarian BA2 yang sangat menular.

Dikutip The Guardian, Direktur WHO wilayah Eropa, Hans Kluge mengatakan,  Jerman, Prancis, Italia dan Inggris mencabut pembatasan Covid-19 "secara brutal".

Kluge menuturkan iInfeksi virus Corona meningkat di 18 dari 53 negara di kawasan itu.

Baca juga: Kompas Gramedia Berkolaborasi dengan BIN Gelar Vaksinasi Booster untuk Cegah Penularan Omicron BA.2

Baca juga: Kemenkes: Lonjakan Subvarian Omicron BA.2 di Indonesia Terkendali

Direktur WHO Eropa Hans Kluge
Direktur WHO Eropa Hans Kluge bertemu dengan Perdana Menteri Rusia di Moskow pada 23 September 2020.

Dia membeberkan kepada wartawan di Moldova pada Selasa (22/3/2022), lebih dari 5,1 juta kasus baru dan 12.496 kematian telah dilaporkan di wilayah tersebut selama tujuh hari terakhir.

Kasus infeksi yang dilaporkan sering dikaitkan dengan varian BA2, yang menurut para ahli sekitar 30 persen lebih menular.

"Negara-negara di mana kami melihat peningkatan tertentu adalah Inggris, Irlandia, Yunani, Siprus, Prancis , Italia, dan Jerman," katanya.

Kluge mengaku optimis tetapi waspada tentang kemajuan pandemi di Eropa.

Baca juga: Vaksin Booster Jadi Syarat Mudik Lebaran, Dokter Paru Ingatkan Jangan Lepas Masker Saat Perjalanan

Pengaruh berbagai faktor

Pakar kesehatan mengatakan lonjakan itu mungkin karena berbagai faktor.

DI antaranya termasuk berkurangnya kekebalan yang ditawarkan oleh vaksin dari waktu ke waktu, tingkat penularan Omicron yang relatif tinggi dan subvarian BA2-nya, dan pelonggaran pembatasan seperti pemakaian masker dan izin akses vaksin ke banyak tempat umum dalam ruangan.

Data WHO menunjukkan jumlah kasus baru Covid di Eropa turun tajam dari puncaknya pada akhir Januari, tapi kembali meningkat sejak awal Maret.

Baca juga: Ahli Epidemiologi Anjurkan Lakukan Percepatan Vaksin Covid-19 Sebelum Akhir Tahun

Kanselir Jerman Olaf Scholz (kiri) berbicara dengan Menteri Kehakiman Marco Buschmann pada awal pertemuan kabinet keamanan di Kanselir di Berlin, pada 23 Februari 2022.
Kanselir Jerman Olaf Scholz (kiri) berbicara dengan Menteri Kehakiman Marco Buschmann pada awal pertemuan kabinet keamanan di Kanselir di Berlin, pada 23 Februari 2022. (MICHELE TANTUSSI / POOL / AFP)

Jerman

Di beberapa negara, jumlah infeksi mencapai rekor baru bahkan ketika sebagian besar pembatasan dicabut.

Sebagian besar kontrol pandemi dicabut pada "Hari Kebebasan" Jerman pada Minggu (20/3/2022).

“Situasinya jauh lebih buruk daripada suasana hati,” kata Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach.

Baca juga: Korea Selatan Laporkan Rekor Kasus Covid-19, Varian Omicron Menyebar dengan Cepat

Austria

Austria pekan lalu menerapkan kembali penggunaan masker FFP2 di dalam ruangan mulai Rabu (16/3/2022).

Menteri Kesehatan negara itu, Johannes Rauch, mengakui negara itu telah melonggarkan sebagian besar pembatasan terlalu dini, pada 5 Maret 2022.

"Penurunan angka saat ini tidak diperkirakan sampai setelah beberapa minggu ke depan," kata kementerian itu.

Dia menyesali bahwa "situasi tegang" karena itu kemungkinan akan berlangsung "lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya".

Baca juga: Sub-varian Omicron BA.2 Menyebar di AS, Lonjakan Kasus Covid-19 Juga Terjadi di Inggris dan China

(FILES) Dalam file foto yang diambil pada 14 Mei 2017, Presiden Prancis Emmanuel Macron tiba untuk meletakkan karangan bunga di makam Prajurit yang tidak dikenal di monumen Arc of Triomphe setelah upacara pelantikan resminya di Paris. Macron mengatakan akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua dalam pemilihan Prancis pada April, pada 03 Maret 2022.
(FILES) Dalam file foto yang diambil pada 14 Mei 2017, Presiden Prancis Emmanuel Macron tiba untuk meletakkan karangan bunga di makam Prajurit yang tidak dikenal di monumen Arc of Triomphe setelah upacara pelantikan resminya di Paris. Macron mengatakan akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua dalam pemilihan Prancis pada April, pada 03 Maret 2022. (ALAIN JOCARD / AFP)

Prancis

Kontrol di Prancis - termasuk persyaratan untuk memakai masker di sebagian besar pengaturan dalam ruangan dan izin masuk vaksin untuk mengakses kafe, bioskop, dan restoran - dicabut awal pekan lalu.

Pihak berwenang Prancis mengatakan bahwa untuk saat ini, situasi di rumah sakit negara itu dapat dikelola.

Sementara jumlah pasien dalam perawatan intensif dan jumlah kematian harian akibat virus corona turun.

“Selama beberapa hari terakhir jumlah orang yang dirawat di rumah sakit setiap hari telah berhenti turun,” ungkap Menteri Kesehatan Prancis, Olivier Véran.

Véran memperkirakan akan melihat jumlah infeksi baru “terus meningkat sampai sekitar akhir tahun.

Dia mengatakan tidak ada "sinyal yang mengkhawatirkan" sejauh ini yang diamati di bangsal perawatan intensif di Prancis.

“Risiko terbesar adalah untuk orang dengan kondisi yang mendasarinya dan mereka yang belum sepenuhnya divaksinasi,” katanya.

“Kami sangat menyarankan mereka untuk terus memakai masker dan mendapatkan suntikan booster sesegera mungkin.”

Baca juga: Pakar Sebut Covid-19 Varian Omicron Siluman Perlu Diwaspadai, Warga Diminta Segera Vaksinasi

Italia

Italia mengumumkan pekan lalu bahwa orang tidak lagi harus menunjukkan bukti vaksinasi atau tes negatif untuk memasuki ruang publik dalam ruangan mulai 1 Mei.

Aturan di tempat luar ruangan dikecualikan setelah 1 April dan masker tidak lagi diperlukan di dalam ruangan mulai 30 April.

Baca juga: Omicron Siluman BA.2 Perlu Diwaspadai, Lakukan Vaksinasi Segera

Meskipun ada peningkatan infeksi baru, Kluge mengatakan Eropa berada dalam posisi yang relatif baik untuk mengatasi virus tersebut.

“Ada modal kekebalan yang sangat besar … baik berkat vaksinasi atau karena infeksi,” kata Kluge.

Sementara akhir musim dingin berarti orang akan cenderung berkumpul di “tempat-tempat kecil dan ramai”.

Dia menambahkan Omicron dan subvariannya diketahui menyebabkan gejala yang lebih ringan pada orang yang telah divaksinasi lengkap dan telah mendapat suntikan booster.

Kluge mengatakan dunia harus hidup dengan Covid "untuk waktu yang cukup lama.

"Tetapi itu tidak berarti bahwa kita tidak dapat menyingkirkan pandemi," imbuhnya.

Untuk dapat melakukannya, katanya, negara harus melindungi orang yang rentan, memperkuat pengawasan dan pengurutan, dan memastikan mereka memiliki akses ke obat antivirus baru.

Berita lain terkait dengan Pandemi Virus Corona

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved