Konflik Rusia Vs Ukraina
Kyiv Skeptis dengan Niat Moskow, Negosiasi Rusia dan Ukraina di Turki Tak Ada Hasil Siginifikan
Negosiasi Rusia dan Ukraina di Turki tidak ada hasil siginifikan, Kyiv skeptis dengan niat baik Moskow untuk negosiasi. Ada 6 poin damai yang dibahas.
“Bagi kami untuk berbicara tentang pertemuan antara kedua presiden, pekerjaan rumah harus dilakukan. Pembicaraan harus diadakan dan hasilnya disepakati, ”kata Peskov.
“Sejauh ini belum ada kemajuan yang signifikan.”
Peskov juga menegaskan kembali klaim Rusia menunjukkan kesediaan lebih dari negosiator Ukraina untuk bekerja menuju kesepakatan pada pembicaraan.
"Mereka (negara-negara) yang dapat menggunakan pengaruh mereka atas Kyiv untuk membuatnya lebih akomodatif dan konstruksi pada pembicaraan ini," katanya.
Baca juga: Ukraina Tolak Ultimatum Rusia soal Penyerahan Mariupol, Apa Alasan Moskow Menduduki Mariupol?
6 Poin Negosiasi di Turki

Negosiasi yang dilakukan Rusia dan Ukraina di Turki pada Minggu (20/3/2022) masih sulit.
“Tentu saja, bukan hal yang mudah untuk berdamai saat perang sedang berlangsung, sementara warga sipil terbunuh, tetapi kami ingin mengatakan bahwa momentum masih diperoleh,” kata Mevlut Cavusoglu, Menteri luar negeri Turki, dalam komentar langsung dari Provinsi Antalya di Turki selatan pada hari Minggu (20/3/2022), dikutip dari Al Jazeera.
Cavusoglu mengatakan Turki telah melakukan kontak dengan tim perunding dari kedua negara tetapi dia menolak untuk membocorkan rincian pembicaraan.
Hal ini dikarenakan Turki memainkan peran mediator dan fasilitator yang jujur.
Juru bicara kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin mengatakan kedua pihak sedang merundingkan enam poin, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar harian Hurriyet.
Enam poin itu yaitu netralitas Ukraina, perlucutan senjata dan jaminan keamanan, yang disebut “de-Nazifikasi”, penghapusan hambatan penggunaan bahasa Rusia di Ukraina, status republik yang memisahkan diri di wilayah Donbas dan status Krimea yang dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014.
Ukraina dan Barat telah menolak referensi Rusia tentang “neo-Nazi” dalam kepemimpinan Ukraina yang dipilih secara demokratis sebagai propaganda tak berdasar.
Baca juga: Kejaksaan Ukraina Klaim Pasukan Rusia Telah Bunuh 115 Anak di Ukraina Sejak 24 Februari Lalu
Kebutuhan akan Pembicaraan yang 'Bermakna'
Menteri luar negeri Sergei Lavrov dari Rusia dan Dmytro Kuleba dari Ukraina juga hadir dalam perundingan itu.
Sayangnya, diskusi-diskusi tersebut tidak membuahkan hasil yang konkrit.