Konflik Rusia Vs Ukraina
Wanita Ini Lakukan Sabotase Stasiun TV Rusia saat Sedang Siaran Live, Bentangkan Poster ‘No War’
Seorang wanita melakukan aksi sabotase dengna membentangkan poster bertuliskan no war ketika siaran live sedang berlangsung. Ia pun ditangkap.
TRIBUNNEWS.COM - Seorang wanita menyabotase siaran live sebuah program berita di stasiun televisi milik pemerintah Rusia, Channel One.
Wanita tersebut juga membentangkan sebuah poster di belakang presenter yang sedang membacakan berita dengan tulisan ‘No War’, ‘Stop the war’ dan ‘Don’t believe the propaganda’.
Selain itu adapula tulisan ‘They are lying to you here’ dan ‘Russians against war’ yang sebagian lanjutan katanya tidak terlalu terlihat.
Ditambah, wanita itu juga meneriakan ‘Hentikan perang, katakan tidak untuk perang’ ketika di depanya seorang pembawa acara berita sedang membacakan berita dari sebuah teleprompter dikutip dari Aljazeera.
Setelah beberapa detik, program berita tersebut berganti ke laporan lain untuk mengeluarkan wanita itu dari layar.
Baca juga: Sejumlah Negara Asia Minta Perusahaan Cryptocurrency Jatuhkan Sanksi untuk Rusia
Baca juga: Militer Rusia Musnahkan Sebagian Stok Amunisi di PLTN Zaporizhzhia
Aksi wanita tersebut pun juga dilihat oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.
Zelenskyy pun mengucapkan terimakasih atas aksi wanita tersebut.
“Aku sangat senang terhadap wanita Rusia tersebut yang tidak berhenti untuk menyampaikan kebenaran.”
“Dan juga bagi mereka yang melawan atas segala bentuk disinformasi dan menyatakan kebenaran, fakta yang benar kepada teman dan juga orang tercinta,” kata Zelenskyy.
“Dan juga saya ucapkan terimakasih secara pribadi dengan wanita yang memasuki studio dari stasiun Channel One dengan membawa poster untuk anti terhadap perang,” imbuhnya.
Juru bicara bagi pimpinan oposisi Rusia yang dipenjara, Alexey Navalny yaitu Kira Yarmysh juga memberikan pujian atas aksi tersebut.
Ia menuliskannya melalui akun Twitter pribadinya, @Kira_Yarmysh.
“Wow, wanita itu sangatlah keren,” katanya.
Dalam cuitannya tersebut, Kira juga mengunggah video kejadian wanita yang menyabotase siaran live program berita itu.
Unggahannya tersebut pun hingga hari ini, Selasa (15/3/2022) telah ditonton oleh 7,4 juta kali.
Stasiun Televisi Pro Kremlin
Stasiun televisi pemerintah adalah sumber berita utama bagi warga Rusia dan orang dekat Kremlin dan salah satunya adalah Channel One.
Sementara terkait wanita yang melakukan sabotase diketahui merupakan anggota dari organisasi independen yang melakukan monitoring terhadap pemerintah, OVD-Info.
Wanita itu juga anggota dari sebuah kelompok HAM, Agora dan bernama Marina Ovsyannikova.
Selain itu, Marina juga bekerja di stasiun televisi Channel One.
Baca juga: Indonesia Buka Peluang Terima Relokasi Manufaktur Otomotif dari Rusia
Kemudian, ketua Agora, Pavel Chikov mengatakan, Marina telah ditahan dan dibawa ke kepolisian Moskow.
Kantor berita Rusia, TASS, mengatakan kemungkinan Marina akan disangkakan dengan dugaan pelecehan terhadap pasukan tentara Rusia.
Undang-undang yang disahkan pada 4 Maret 2022 tersebut membuat segala bentuk aksi publik yang melecehkan pasukan Rusia dinyatakan sebagai tindakan ilegal.
Selain itu, undang-undang tersebut juga melarang penyebaran ‘berita bohong’ dan juga menyebarkan kepada publik informasi yang salah serta menjurus ke Angakatan Darat Rusia.
Apabila melanggar maka akan diancam dengan hukuman hingga 15 tahun penjara.
Sementara mengenai video rekaman wanita yang menyabotase siaran live tersebut, Marina merupakan seorang karyawan di Channel One.
Ia menyatakan bahwa dirinya malu telah bekerja selama bertahun-tahun di stasiun televisi tersebut dan menyebarkan propaganda Kremlin.
Fakta lain dari Marina adalah ayahnya merupakan warga Ukraina dan ibunya adalah masyarakat Rusia.
Marina juga menyatakan apa yang terjadi di Ukraina dan dilakukan oleh Rusia adalah sebuah kejahatan dan menyatakan sosok yang patut disalahkan adalah Presiden Rusia, Vladimir Putin.
“Apa yang terjadi di Ukraina adalah kejahatan dan Rusia merupakan negara agresor. Tanggung jawab atas agresi yang terjadi hanya pantas dibebankan kepada seseorang dan orang tersebut adalah Vladimir Putin,” ujarnya.
“Sekarang seluruh dunia telah benci dengan kita dan 10 generasi dari keturunan kita tidak akan pernah bisa menghilangkan rasa malu atas perang saudara ini,” imbuhnya.
Marina juga mendesak agar warga Rusia turun ke jalan dan melakukan aksi demonstrasi atas apa yang telah dilakukan oleh pemerintah Rusia.
Baca juga: Mengapa India Berpihak pada Rusia dan Mendukung Putin? Ini Penjelasannya
Di sisi lain, pemerintah Rusia telah membungkam segala bentuk protes anti perang.
Berdasarkan laporan dari OVD-Info, orang-orang yang ditangkap dan dipenjara karena melakukan protes atas invasi Rusia ke Ukraina sebanyak 14.991 orang.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina