Konflik Rusia Vs Ukraina
Akibat Serangan Rusia ke RS Bersalin di Mariupol, Ibu dan Anak yang Dilahirkannya Meninggal Dunia
Serangan Rusia ke RS bersalin di Mariupol memakan korban. Seorang ibu dan anak yang baru dilahirkannya dinyatakan meninggal dunia.
Terkait serangan ke rumah sakit bersalin itu, pihak Rusia mengklaim rumah sakit bersalin tersebut telah dikuasai oleh ekstrimis Ukraina dan digunakan sebagai markas.
Selain itu, menurut Rusia, rumah sakit itu diketahui tidak terdapat pasien serta tim medis.
Bahkan, bukti foto dan video yang terekam tersebut dinyatakan oleh Dubes Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Kedutaan Besar (Kedubes) Rusia untuk Inggris sebagai “bukti bohong”.
Laporan dari jurnalis AP News yang melakukan peliputan di kota Mariupol sejak awal invasi menyatakan memiliki dokumentasi lengkap terkait serangan dan korban akibat invasi tersebut.
Baca juga: Sulit Akses Aset, Rusia Minta Bantuan China untuk Simpan Emas Sebesar 300 Miliar Dolar AS
Mereka merekam dan memotret korban serangan, ibu hamil yang meninggalkan rumah sakit bersalin yang diserang, teriakan tim medis, hingga tangisan anak-anak.
Selain itu, tim jurnalis dari AP News telah mencari informasi korban yang dipindahkan ke rumah sakit lain pada Jumat dan Sabtu minggu lalu.
Beredar Foto dan Video Wanita yang Melahirkan, Rusia: Dia Seorang Aktris

Dalam sebuah foto dan video, terlihat seorang wanita yang mendekap anaknya yang baru dilahirkannya.
Wanita tersebut bernama Mariana Vishegirskaya dan anaknya bernama Veronika.
Namun, wanita tersebut, oleh pihak Rusia, dianggap seorang aktris dan diperintahkan untuk berakting di sebuah latar perang.
Di sisi lain, Mariana menyatakan bahwa kelahiran bayinya terjadi pada 9 Maret 2022.
“Itu terjadi pada 9 Maret di rumah sakit nomor 3 di Mariupol. Kita berbaring di sebuah bangsal ketika kaca hingga tembok telah hancur,” ujarnya kepada AP News.
“Kita tidak mengetahui penyebab kejadian itu. Kita berada di bangsal dan beberapa pasien memiliki waktu untuk menyelamatkan diri tetapi adapula pasien lain yang tidak dapat menyelamatkan diri,” imbuhnya.
Baca juga: Rusia Minta Bantuan China Terkait Invasi ke Ukraina, AS akan Bujuk Beijing agar Tak Memasok Senjata
Dampak dari serangan oleh Rusia tersebut juga dirasakan oleh seorang wanita hamil yang harus kehilangan jarinya akibat bom.
Lantas, para dokter pun berencana untuk melakukan operasi sesar terhadap wanita itu pada Jumat (11/3/2022) untuk mengeluarkan anak perempuan di dalam perutnya.