Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Balas Sanksi Barat, Putin Resmi Larang Ekspor 200 Lebih Produk Rusia, 48 Negara akan Terpengaruh

Pemerintah Rusia mengatakan telah melarang ekspor peralatan telekomunikasi, medis, mobil, pertanian, listrik dan teknologi.

Sky News
Vladimir Putin. Pemerintah Rusia mengatakan telah melarang ekspor peralatan telekomunikasi, medis, mobil, pertanian, listrik dan teknologi, di antara barang-barang lainnya, hingga akhir 2022. 

“Jelas bahwa pada saat-saat seperti itu permintaan masyarakat untuk kelompok barang tertentu selalu meningkat, tetapi kami tidak ragu bahwa kami akan menyelesaikan semua masalah ini sambil bekerja dengan tenang,” ucapnya.

“Secara bertahap, orang akan menyesuaikan diri, mereka akan mengerti bahwa tidak ada peristiwa yang tidak bisa kita tutup dan selesaikan," sambung Putin.

Ia mencatat bahwa Rusia adalah produsen utama pupuk pertanian, dan akan ada "konsekuensi negatif" yang tak terhindarkan untuk pasar pangan dunia jika Barat membuat masalah bagi Rusia.

Menteri Pertanian Rusia melaporkan bahwa ketahanan pangan negara itu terjamin.

Baca juga: Serangan Rusia di Mariupol Ukraina: Menyerang Setiap 30 Menit, RS Anak Dibom hingga Tewaskan 3 Orang

Baca juga: 15 Fakta Hari ke-16 Invasi Rusia ke Ukraina, Zelenskyy Sebut Rusia Negara Teroris

48 Negara akan Terpengaruh

Rusia telah membalas sanksi Barat karena menginvasi Ukraina dengan memberlakukan larangan ekspor pada serangkaian produk hingga akhir 2022.

Larangan tersebut mencakup ekspor peralatan telekomunikasi, medis, kendaraan, pertanian, dan listrik, serta beberapa produk kehutanan seperti kayu.

Kementerian Ekonomi Rusia mengatakan, langkah-langkah lebih lanjut dapat mencakup pembatasan kapal asing dari pelabuhan Rusia.

Dilansir BBC, sekitar 48 negara akan terpengaruh, termasuk AS dan Uni Eropa.

Pengecualian ekspor dapat dibuat untuk wilayah Georgia yang memisahkan diri di Ossetia Selatan dan Abkhazia, dan untuk anggota Uni Ekonomi Eurasia yang dipimpin Rusia.

Baca juga: Putin Pede Mampu Atasi Sanksi Barat dan Meyakini Kedaulatan Rusia Bakal Meningkat

Baca juga: Pasca Invasi ke Ukraina, Pengguna TikTok di Rusia Hanya Bisa Lihat Konten Bikinan Lokal

Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di Kremlin di Moskow pada 21 Februari 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di Kremlin di Moskow pada 21 Februari 2022. (Alexey NIKOLSKY / Sputnik / AFP)

Perdana Menteri Rusia, Mikhail Mishustin, mengatakan larangan itu akan mencakup ekspor barang yang dibuat oleh perusahaan asing yang beroperasi di Rusia, termasuk mobil, gerbong kereta api, dan kontainer.

Itu terjadi ketika mantan presiden Rusia, Dmitry Medvedev, memperingatkan bahwa aset yang dimiliki oleh perusahaan Barat yang telah ditarik dari Rusia dapat dinasionalisasi.

Perusahaan telah meninggalkan secara massal atau menghentikan investasi, termasuk raksasa industri dan pertambangan seperti Caterpillar dan Rio Tinto, Starbucks, Sony, Unilever, dan Goldman Sachs.

Baca juga: Situasi Neraka di Mariupol: Warga Sipil Saling Serang Berebut Makanan, Rusia Lakukan Penembakan

Baca juga: Tertangkap Satelit, Militer Rusia Berpencar ke Kota Dekat Kyiv, Artileri dalam Posisi Siap Menembak

Pada Rabu (9/3/2022), Moskow menyetujui Undang-undang yang mengambil langkah pertama menuju nasionalisasi aset perusahaan asing yang meninggalkan Rusia.

"Pemerintah Rusia sudah mengerjakan langkah-langkah yang meliputi kebangkrutan dan nasionalisasi properti organisasi asing."

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved