Konflik Rusia Vs Ukraina
Menlu AS Yakin Rusia akan Gagal Taklukkan Ukraina
Rusia juga dituduh menggunakan senjata kimia dalam upaya pembunuhan Sergei Skripal di Salisbury pada 2018, dan Alexei Navalny pada 2020.
Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, Rabu (9/3/2022),
Psaki menegaskan AS sangat khawatir eskalasi peperangan akan bertambah, dan adanya kemungkinan besar Rusia menggunakan senjata non-konvensional.
Senjata non-konvesional itu kemungkinan besar mengacu pada senjata kmia, meski istilah ini juga mencakup senjata nuklir taktis (skala kecil), senjata biologis, dan bom.
“Kami semua harus waspada terhadap kemungkinan Rusia menggunakan senjata kimia atau biologi di Ukraina, atau membuat 'operasi bendera palsu' dengan menggunakan senjata tersebut. Ini adalah pola yang jelas,” ujarnya dikutip dari BBC.
Hal yang sama juga diungkapkan salah satu pejabat dari negara Barat.
“Kami memiliki alasan yang bagus untuk khawatir (Rusia menggunakan senjata kimia),” tuturnya.
Menurut mereka hal itu sudah terrlihat dari sejumlah tempat yang sedang bergejolak, di mana Rusia terlibat di dalamnya.
Salah satunya adalah di Suriah, di mana senjata kimia digunakan oleh sekutu dari Rusia.
Sekutu Rusia di Suriah, Pemerintahan Assad menggunakan senjata kimia pada beberapa kesempata ke warga sipil.
Kementerian Pertahanan Inggris dalam cuitannya mengungkapkan Rusia telah menggunakan roket termobarik di Ukraina.
Roket itu dikenal sebagai bom vakum karena mampu menyerap oksigen dari udara di sekitar untuk meningkatkan temperatur tinggi ledakan.
Rusia sendiri sebelumnya mengeluarkan klaim melalui cuitan Kedutaan Besare Rusia di Twitter, adanya komponen senjata biologis dibuat di laboratorium Ukraina, dengan dana dari Departemen Pertahanan AS.
Pihak Barat menegaskan klaim Rusia itu berpotensi mengatur suasana untuk semacam klaim bendera palsu, yang dituduhkan ke AS.
Psaki sendiri membantah tuduhan Rusia tersebut sebagai sesuatu yang tidak masuk akal.
Ia menyebutnya sebagai klaim palsu dan taktik yangt jelas untuk mencoba membenarkan serangan terencana Rusia ke Ukraina.