Tentara Prancis Klaim Pemimpin Senior Al Qaeda Tewas di Mali
Tentara Prancis mengklaim pasukannya di Mali telah membunuh Yahia Djouadi, seorang pemimpin senior Al-Qaeda in the Islamic Maghreb (AQIM).
TRIBUNNEWS.COM - Tentara Prancis mengklaim pasukannya di Mali telah membunuh Yahia Djouadi, seorang pemimpin senior Al-Qaeda in the Islamic Maghreb (AQIM), Senin (7/3/2022).
Yahia Djouadi diketahui bertanggung atas atas keuangan dan logistik AQIM.
"Djouadi, seorang warga Aljazair yang juga dikenal sebagai Abu Ammar al-Jazairi, tewas semalam dalam serangan dari 25-26 Februari, antara 160 kilometer utara Timbuktu di Mali tengah," kata tentara dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir France24,
"Kematiannya sekali lagi melemahkan pemerintahan Al-Qaeda di Mali," tambah pernyataan tersebut.
Baca juga: Aafia Siddiqui, Tahanan yang Diminta Bebas oleh Penyerang Sinagoge Texas, Dijuluki Lady Al Qaeda
Baca juga: Serangan Drone AS Habisi Pemimpin Senior Al Qaeda di Suriah
Pihak berwenang menyebutnya sebagai mata rantai utama di Mali utara dan khususnya daerah Timbuktu dengan kelompok GSIM yang bersekutu dengan Al Qaeda.
Djouadi seorang mantan "emir" operasi Libya Al-Qaeda yang melarikan diri ke Mali pada 2019.
Dia menetap di wilayah Timbuktu dan membantu mengatur kelompok serta mengoordinasikan pasokan, pembiayaan, dan logistik.
Pemerintah menambahkan, Djouadi dibunuh oleh pasukan darat yang didukung oleh helikopter serang dan dua drone.
Baca juga: AS Tak Menyangka Taliban Berkuasa Secepat Itu, Ungkap Kemungkinan Kebangkitan Al Qaeda
Baca juga: Taliban Bantah Tuduhan Melindungi Al Qaeda di Afghanistan, Ini Kata Mereka
Prancis pindahkan 2.400 tentara
Sementara itu, Prancis jugaa sedang bersiap untuk memindahkan sekitar 2.400 tentara dari Mali ke negara-negara lain di wilayah Sahel yang menghadapi pemberontakan jihad lintas perbatasan, setelah berselisih dengan junta militer di Bamako.
Penarikan itu direncanakan berlangsung selama enam bulan.
"Operasi berlanjut terhadap kelompok teroris bersenjata, terutama terhadap para pemimpin puncak Al-Qaeda, GSIM dan kelompok Negara Islam di Sahara Besar (ISGS)," demikian pernyataan dari tentara.
Pasukan Prancis pertama kali melakukan intervensi di Mali pada 2013.
Baca juga: Intelijen Awasi Ancaman Al-Qaeda Terhadap AS Setelah Taliban Kuasai Afghanistan
Baca juga: Rumornya Sudah Meninggal, Pemimpin Al-Qaeda Muncul dalam Video Peringatan 20 Tahun Serangan 9/11

Perselisihan antara Paris dan Bamako sejak kudeta 2020 telah mendorong pemerintah militer untuk beralih ke sekutu lain seperti kelompok paramiliter Wagner Rusia.
uk.news.yahoo.com melaporkan, Mali telah berjuang untuk menegaskan kembali kontrol wilayah dari pemberontakan jihadis dengan sekutunya.
Jihadis mulai mengambilalih bagian utara negara Mali pada 2012.
Sejak itu pemberontak menyebar ke negara tetangga Niger dan Burkina Faso.
Pertempuran itu telah merenggut ribuan nyawa dan memaksa ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka.
Berita lain terkait dengan Al Qaeda
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)