PROFIL Lee Jae Myung, Kandidat Presiden Korea Selatan 2022, Dulu Pernah Hidup Miskin dan Kesusahan
Kandidat presiden dari partai yang berkuasa Korea Selatan Lee Jae-myung menyebut dirinya sebagai orang yang "tidak dapat dipatahkan".
Empat tahun kemudian dia terpilih kembali.
Selama masa walikotanya, Lee pertama-tama meningkatkan kesehatan fiskal kota karena sedang berjuang dari utang yang besar.
Tetapi pada saat yang sama, ia juga mendorong serangkaian program kesejahteraan, termasuk pendapatan dasar universal untuk kaum muda, seragam sekolah gratis, dan perawatan pascapersalinan gratis.
Pada tahun 2016, Lee mulai tenar di dunia politik, bersamaan dengan skandal politik yang melibatkan Presiden saat itu Park Geun-hye.
Lee berdiri di garis depan kampanye nasional untuk memakzulkan Park ketika partainya masih ragu-ragu tentang apa yang harus dilakukan.
Ucapannya yang lugas membuatnya menjadi sorotan.
Dengan popularitas politik yang semakin luas, Lee maju ke Pilpres 2017.
Tetapi ia kalah dari Presiden Moon Jae-in sekarang, menempati posisi ketiga secara keseluruhan.
Tapi dia tidak menyerah.
Tahun berikutnya, ia terpilih sebagai gubernur liberal pertama Gyeonggi, provinsi terpadat di Korea Selatan, dalam 16 tahun.
Selama menjadi gubernur, gaya agresif Lee ditampilkan dengan baik ketika ia memaksa sekte agama kecil di pusat gelombang pertama Covid-19 untuk bekerja sama dengan penyelidikan pemerintah.
Ia juga menghapus bangunan ilegal yang mencemari keindahan alam provinsinya.
Sementara pemerintah pusat dan provinsi lain mempertimbangkan cakupan pembayaran bantuan bencana COVID-19, Lee memberi masing-masing 100.000 won kepada semua penduduk Gyeonggi, mengabaikan kritik bahwa ia adalah seorang populis.
Lee juga mendorong hibah bantuan Covid-19 universal setelah menjadi kandidat presiden, meskipun ia mundur kemudian, dengan alasan bahwa dukungan untuk pedagang kecil dan wiraswasta lebih mendesak.
Karakter Lee yang blak-blakan sering ditampilkan saat berkampanye, bahkan terkadang mengkritik kebijakan pemerintah saat ini.