Konflik Rusia Vs Ukraina
VIDEO Detik-detik Helikopter Rusia Hancur Disengat Rudal Pertahanan Ukraina
Terbaru, militer Ukraina pada Sabtu (4/3/2022) merilis sebuah video yang diklaim menunjukkan helikopter tempur Rusia ditembak jatuh.
TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Langkah militer Rusia memasuki Kota Kyiv masih tertahan.
Alih-alih mendapat kemajuan signifikan, sejumlah alutsista Rusia rontok dihajar pertahanan Ukraina.
Terbaru, militer Ukraina pada Sabtu (4/3/2022) merilis sebuah video yang diklaim menunjukkan helikopter tempur Rusia ditembak jatuh.
Dalam video tersebut menunjukkan helikopter dihantam oleh satu rudal yang diduga merupakan Manpads atau rudal panggul anti serangan udara IGLA.
Helikopter tersebut langsung terbakar dan jatuh.
Belum diketahui detail tentang kejadian tersebut, tapi diduga helikopter itu merupakan jenis heli serang KA-52 atau Mi-24 Rusia.
Helikopter-helikopter serang yang terbang rendang memang rentan disengat rudal panggul.
Kehilangan jenderal
Beberapa hari yang lalu, Komandan jenderal Divisi Lintas Udara ke-7 Rusia, Mayor Jenderal Andrei Sukhovitsky, juga tewas dalam pertempuran di Ukraina.
Sebuah organisasi perwira lokal mengkonfirmasi kematiannya di wilayah Krasnodar di Rusia selatan, sementara keadaan kematiannya tidak segera jelas.
Melansir Globe World News, Sabtu (5/3), Sukhovitsky, pada usia 47 tahun, memulai dinas militernya sebagai komandan peleton setelah lulus dari Akademi Militer dan terus naik untuk mengambil posisi kepemimpinan penting, dan berpartisipasi dalam kampanye militer Rusia di Suriah, dan juga wakil komandan Campuran ke-41 Angkatan Darat.
Sebuah sumber militer mengatakan bahwa Mayor Jenderal Sokhovsky terbunuh oleh peluru penembak jitu militer Ukraina.
Surat kabar Rusia Pravda, yang juga melaporkan kematiannya, menjelaskan bahwa Sukhovetsky lulus dari Sekolah Lintas Udara Tinggi Ryazan pada tahun 1995, setelah memulai sebagai komandan peleton sebelum naik ke jabatan kepala staf unit serangan udara Pengawal.
“Dengan rasa sakit yang luar biasa, kami mengetahui berita tragis kematian teman kami, Mayor Jenderal Andrei Sokhovitsky, di wilayah Ukraina selama operasi khusus. Kami menyampaikan belasungkawa tulus kami kepada keluarganya,” kata Sergei Chepelev, seorang wakil veteran Rusia, menulis di media sosial.
Layanan pemakaman akan diadakan di Novorossiysk, tetapi tidak ada rincian lebih lanjut yang segera dirilis.
Rusia mengatakan 498 tentaranya telah tewas di Ukraina dan 1.597 terluka, sementara pejabat Inggris mengatakan jumlah sebenarnya orang Rusia yang tewas dan terluka di Ukraina pasti akan jauh lebih tinggi, dan akan terus meningkat.
Putin Bantah Militer Rusia Bombardir Kota-kota Ukraina
Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin membantah pasukan Rusia membombardir kota-kota Ukraina.
Putin mengatakan hal itu saat menelepon Kanselir Jerman Olaf Scholz, Jumat (5/3/2022).
Dia menyebut kabar tersebut sebagai informasi palsu.
Presiden Rusia itu mengatakan, laporan tentang "dugaan serangan udara yang sedang berlangsung di Kiev dan kota-kota besar lainnya adalah propaganda kotor palsu," kata Kremlin dikutip dari AFP.
Dia menambahkan, dialog tentang Ukraina hanya akan bisa dilakukan jika tuntutan Rusia dipenuhi.
Putin "mengonfirmasi bahwa Rusia terbuka untuk berdialog dengan pihak Ukraina, serta dengan semua orang yang menginginkan perdamaian di Ukraina.
Baca juga: McDonalds, Pepsi, dan Perusahaan Ternama Amerika Diminta Hentikan Operasi di Rusia
Tetapi dengan syarat bahwa semua tuntutan Rusia dipenuhi," lanjut Kremlin.
Syarat Rusia mencakup status netral dan non-nuklir Ukraina, "denazifikasi", pengakuan Crimea sebagai bagian dari Rusia, dan kedaulatan wilayah separatis di Ukraina timur.
"Harapan itu diungkapkan dalam pembicaraan putaran ketiga yang direncanakan, perwakilan Kiev akan mengambil posisi yang masuk akal dan konstruktif," tambah Kremlin.
Pertemuan delegasi berikutnya dari Rusia dan Ukraina diperkirakan digelar akhir pekan ini, menurut salah satu negosiator Kiev.
Jumlah Korban Jiwa
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengumumkan 351 warga sipil di Ukraina meninggal sejak invasi Rusia dimulai 10 hari lalu.
Melalui Kantor Urusan Hak Asasi Manusia PBB, OCHCR, disebutkan bahwa 707 warga sipil lainnya terluka dalam peperangan itu.
Kantor yang berbasis di Jenewa itu menggunakan metodologi yang ketat dan hanya melaporkan korban yang telah dikonfirmasi.
OCHCR mengaku pihaknya yakin angka sebenarnya jauh lebih tinggi.
"Terutama di wilayah yang dikuasai pemerintah (Ukraina) dan terutama dalam beberapa hari terakhir," seperti dilaporkan Associated Press, Sabtu (5/3/2022).
Dugaan tingginya angka kematian dibanding data yang terkumpul dikarenakan penerimaan informasi dari beberapa lokasi pertempuran sengit tertunda, dan banyak laporan masih menjalani pembuktian.
Pejabat Ukraina selama ini menyajikan angka yang jauh lebih tinggi.
Sementara itu Dewan Keamanan PBB mengumumkan akan menggelar pertemuan terbuka pada hari Senin (7/3/2022) mengenai situasi kemanusiaan yang memburuk di Ukraina di saat meningkatnya serangan Rusia.
Amerika Serikat dan Albania meminta digelarnya pertemuan tersebut, yang akan mendengarkan presentasi Kepala Urusan HAM PBB Martin Griffiths dan Direktur Ekekutif UNICEF Catherine Russell.
Atas permintaan Prancis dan Meksiko, pertemuan Dewan Keamanan PBB akan diikuti dengan konsultasi tertutup mengenai rancangan resolusi tentang penderitaan kemanusiaan jutaan warga Ukraina, kata para diplomat, yang berbicara dengan syarat anonim karena negosiasi mengenai pertemuan bersifat pribadi.
PBB meluncurkan seruan pengumpulan dana darurat pada 1 Maret sebesar USD1,7 miliar untuk menanggapi kebutuhan kemanusiaan yang meningkat, baik dari orang-orang yang melarikan diri dari Ukraina dan yang tetap tinggal di negara itu.
Seruan tersebut langsung mendapat janji sumbangan sebesar USD1,5 miliar, dan PBB mendesak agar janji itu segera diubah menjadi uang tunai.
PBB memperkirakan 12 juta orang tinggal di Ukraina dan empat juta orang diperkirakan melarikan diri ke negara tetangga.