Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Kota Mariupol Ukraina Lumpuh, 400.000 Warga Terjebak Tanpa Air dan Listrik karena Rusia Ingkar Janji

Berikut update mengenai situasi di Kota Mariupol Ukraina yang disebut sebagai bencana karena tanpa listrik dan air.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
AFP/SERGEY BOBOK
Foto ini diambil pada 27 Februari 2022 menunjukkan sebuah kendaraan pengangkut personel lapis baja Rusia (APC) terbakar di samping tubuh tentara tak dikenal selama pertempuran dengan angkatan bersenjata Ukraina di Kharkiv. - Pasukan Ukraina mengamankan kendali penuh atas Kharkiv pada 27 Februari 2022 menyusul pertempuran jalanan dengan pasukan Rusia di kota terbesar kedua di negara itu, kata gubernur setempat. (Photo by Sergey BOBOK / AFP) 

Namun, pejabat Ukraina kemudian menyerukan penundaan evakuasi.

Hal itu lantaran Rusia ingkar janji dan justru terus menembaki kota itu dan sekitarnya.

Rusia kemudian mengumumkan adanya tindakan ofensif yang terus dilanjutkan dan kedua pihak saling menyalahkan atas kegagalan gencatan senjata.

Wali Kota Mariupol Membenarkan Situasi Mengerikan di Wilayahnya

Sementara, Wali Kota Mariupol membenarkan situasi yang mengerikan terjadi di wilayahnya.

Ia mengungkapkan tidak ada listrik atau air, bahkan tidak ada cara untuk mengumpulkan orang mati.

Wali Kota Mariupol, Vadym Boichenko menjelaskan gambaran suram kehidupan di kota itu.

"Situasinya sangat rumit," kata Boichenko dalam sebuah wawancara di saluran YouTube, Sabtu, dilansir CNN.

"Tentara Rusia telah memasang blokade di koridor kemanusiaan. Kami memiliki banyak masalah yang diciptakan oleh semua orang Rusia."

Boichenko mengatakan, kota yang berpenduduk hampir 400.000 jiwa ini, telah mati listrik selama lima hari.

"Semua gardu termal kami mengandalkan satu daya ini, jadi kami tidak memiliki panas," katanya.

Boichenko juga mengatakan, tidak ada jaringan seluler, dan sejak serangan di Mariupol, mereka kehilangan persediaan air cadangan kami.

Baca juga: Negosiator Ukraina Denis Kireev Tewas Ditembak, Diduga Berkhianat Bocorkan Informasi ke Rusia

"Jadi kami benar-benar tanpa air sekarang. (Tentara Rusia) sedang bekerja untuk mengepung kota dan membuat blokade," katanya.

"Mereka ingin memisahkan kita dari koridor kemanusiaan, menutup pengiriman barang-barang penting, pasokan medis, bahkan makanan bayi. Tujuan mereka adalah mencekik kota dan menempatkannya di bawah tekanan yang tak tertahankan," ujarnya.

Boichenko mengatakan, warga yang terluka dan meninggal dunia selama lima hari terakhir ini berjumlah belasan dan pada hari kedelapan invasi, ada ratusan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved