Konflik Rusia Vs Ukraina
Hari Keenam Hadapi Invasi Rusia, Kedubes Ukraina Minta Dukungan Kepada Bangsa Indonesia
Ukraina mengirimkan pernyataan tertulisnya untuk meminta dukungan kepada seluruh rakyat Indonesia dalam menghadapi invasi yang dilakukan Rusia.
Jika terus begitu, maka kita tidak akan memiliki hari esok.
Rakyat Indonesia, dukunglah kami.
Merdeka atau mati!'.
Sementara itu, Juru bicara kantor Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) (OHCHR), Liz Throssell mengatakan bahwa sedikitnya 136 warga sipil termasuk 13 anak-anak tewas dan 400 lainnya terluka sejak Rusia melancarkan invasinya ke Ukraina.
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina, Lebih dari 20 Orang Terluka dalam Serangan di Kharkiv
"Jumlah korban sebenarnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi," kata Throssell dalam jumpa pers.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Selasa (1/3/2022), selain OHCHR, Badan pengungsi PBB (UNHCR) juga bersuara dan menyebut ada lebih dari 660.000 orang telah meninggalkan Ukraina.
"Lebih dari 660.000 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, telah meninggalkan Ukraina ke negara-negara tetangga sejak Rusia menginvasi," kata UNHCR.
Juru bicara UNHCR Shabia Mantoo mengatakan dalam jumpa pers di Jenewa, Swiss bahwa ada laporan tentang orang-orang yang menunggu hingga 60 jam untuk bisa memasuki Polandia.
Sementara antrean di perbatasan Rumania mencapai 20 km atau 12 mil.
Perlu diketahui, Rusia melancarkan operasi militer di Ukraina pada akhir Februari ini, menyusul permintaan bantuan yang diajukan Republik Donbass.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa operasi itu hanya menargetkan infrastruktur militer Ukraina saja dan tidak menargetkan penduduk sipil.
Tidak hanya itu, kementerian tersebut juga menegaskan bahwa Rusia tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina dan bahwa tujuan operasinya adalah untuk menyelamatkan penduduk sipil dari genosida, serta membebaskan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) melalui demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.