Konflik Rusia Vs Ukraina
Hari Keenam Hadapi Invasi Rusia, Kedubes Ukraina Minta Dukungan Kepada Bangsa Indonesia
Ukraina mengirimkan pernyataan tertulisnya untuk meminta dukungan kepada seluruh rakyat Indonesia dalam menghadapi invasi yang dilakukan Rusia.
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nyaris sepekan Ukraina berjuang menghadapi invasi yang dilancarkan Rusia.
Saat ini Ukraina pun berupaya meminta bantuan dan dukungan banyak negara, baik di kawasan Eropa hingga Asia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bahkan kini meminta Uni Eropa (UE) untuk memasukkan Ukraina sebagai negara anggotanya agar memiliki kesetaraan dengan negara Eropa lainnya.
Selain itu, Zelenskyy juga meminta dukungan negara lain termasuk Indonesia untuk bisa memerangi invasi yang dilakukan Rusia.
Melalui Kedutaan Ukraina untuk Republik Indonesia, negara yang terletak di kawasan Eropa Timur itu mengirimkan pernyataan tertulisnya untuk meminta dukungan kepada seluruh rakyat Indonesia.
Berikut isi dari pernyataan resmi Kedutaan Besar Ukraina untuk Republik Indonesia yang diterima redaksi Tribunnews, Selasa (1/3/2022).
'Bangsa Indonesia!
Anda adalah bangsa yang kuat dan gagah, anda adalah pejuang kebenaran dan kebebasan, anda adalah tulang punggung perdamaian dan keadilan di negara anda yang bebas dan demokratis.
Anda adalah pewaris kerajaan-kerajaan besar Majapahit, Pajajaran, Sriwijaya, yang berhasil melumpuhkan para penjajah Mongol yang kala itu tak terkalahkan.
Anda adalah penerus memori tentang perjuangan melawan para penjajah demi kemerdekaan dan kebebasan bangsa di abad 19-20.
Baca juga: Buntut Invasi ke Ukraina, Kanada Larang Impor Minyak Mentah dari Rusia
Anda adalah bangsa bijak yang mampu menepis rayuan tipuan komunis dan tak tunduk padanya.
Anda unik dalam keragaman anda, anda bebas pula perkasa. anda adalah pilar perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara.
Suara anda yang penuh keyakinan serta keteguhan terdengar jelas di Perserikatan Bangsa-Bangsa bahkan pelosok dunia nan jauh.
Saya percaya bahwa hari ini anda tidak dapat mengelak dari tragedi sejarah modern yang mengerikan ini, yaitu serangan diktator Rusia, (Presiden Rusia Vladimir) Putin, yang membawa malapetaka bagi negara Ukraina yang sejahtera.
Anda tidak dapat berdiam diri menyaksikan Federasi Rusia, sang penerus rezim komunis, melakukan tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan hari lepas hari di kota-kota dan desa- desa Ukraina.
Serangan roket besar-besaran di daerah pemukiman kota, pemboman fasilitas infrastruktur, pembunuhan penduduk sipil Ukraina, serangan teroris di rumah sakit, panti asuhan, sekolah dan taman kanak-kanak.
Baca juga: Tolak Usulan Ukraina, Binance Jamin Fasilitasi Akses Akun Kripto Pada Investor Rusia
Di Ukraina, ini adalah hari keenam berjalannya perang.
Sesungguhnya, perang itu mengerikan, penuh tumpahan darah juga kekejian.
Dari antara warga sipil, ada ratusan orang binasa dan terluka, ribuan anak yatim, dan ratusan ribu pengungsi.
Ukraina tidak bertekuk lutut terhadap ancaman kematian, sama seperti Indonesia tidak menyerah 70 tahun yang lalu.
Kami akan berdiri tegak dan meraih kemenangan.
Namun dengan dukungan anda, maka kemenangan dapat kami raih dengan lebih mudah, lebih pasti dan lebih cepat.
Dalam perjuangan demi perdamaian dan kebahagiaan, Ukraina harus membayar harga mahal setiap harinya, dengan nyawa putra dan putri, saudara dan saudari, serta anak dan cucunya.
Rakyat Indonesia, keadaan saat ini sungguh berat dan menyakitkan bagi kami.
Oleh karena itu, kami menunggu dukungan anda.
Kami berharap dapat mendengar suara anda yang lantang dan berani dalam membela kami.
Lagi pula, jika kami gugur, maka sistem keamanan global dan prinsip hidup berdampingan secara damai dan prinsip pembangunan, yang telah dipelihara dengan seksama oleh dunia pasca tragedi Perang Dunia II, yang saat ini sedang coba direbut oleh Rusia dan Putin dari genggaman kami dan anda, juga pasti akan runtuh.
Para pahlawan kini melihat kita sama seperti dahulu kala, di tahun 1940-an.
Kita tidak punya hak untuk tetap membisu.
Jika terus begitu, maka kita tidak akan memiliki hari esok.
Rakyat Indonesia, dukunglah kami.
Merdeka atau mati!'.
Sementara itu, Juru bicara kantor Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) (OHCHR), Liz Throssell mengatakan bahwa sedikitnya 136 warga sipil termasuk 13 anak-anak tewas dan 400 lainnya terluka sejak Rusia melancarkan invasinya ke Ukraina.
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina, Lebih dari 20 Orang Terluka dalam Serangan di Kharkiv
"Jumlah korban sebenarnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi," kata Throssell dalam jumpa pers.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Selasa (1/3/2022), selain OHCHR, Badan pengungsi PBB (UNHCR) juga bersuara dan menyebut ada lebih dari 660.000 orang telah meninggalkan Ukraina.
"Lebih dari 660.000 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, telah meninggalkan Ukraina ke negara-negara tetangga sejak Rusia menginvasi," kata UNHCR.
Juru bicara UNHCR Shabia Mantoo mengatakan dalam jumpa pers di Jenewa, Swiss bahwa ada laporan tentang orang-orang yang menunggu hingga 60 jam untuk bisa memasuki Polandia.
Sementara antrean di perbatasan Rumania mencapai 20 km atau 12 mil.
Perlu diketahui, Rusia melancarkan operasi militer di Ukraina pada akhir Februari ini, menyusul permintaan bantuan yang diajukan Republik Donbass.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa operasi itu hanya menargetkan infrastruktur militer Ukraina saja dan tidak menargetkan penduduk sipil.
Tidak hanya itu, kementerian tersebut juga menegaskan bahwa Rusia tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina dan bahwa tujuan operasinya adalah untuk menyelamatkan penduduk sipil dari genosida, serta membebaskan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) melalui demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.