Konflik Rusia Vs Ukraina
Hari Keenam Hadapi Invasi Rusia, Kedubes Ukraina Minta Dukungan Kepada Bangsa Indonesia
Ukraina mengirimkan pernyataan tertulisnya untuk meminta dukungan kepada seluruh rakyat Indonesia dalam menghadapi invasi yang dilakukan Rusia.
Anda tidak dapat berdiam diri menyaksikan Federasi Rusia, sang penerus rezim komunis, melakukan tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan hari lepas hari di kota-kota dan desa- desa Ukraina.
Serangan roket besar-besaran di daerah pemukiman kota, pemboman fasilitas infrastruktur, pembunuhan penduduk sipil Ukraina, serangan teroris di rumah sakit, panti asuhan, sekolah dan taman kanak-kanak.
Baca juga: Tolak Usulan Ukraina, Binance Jamin Fasilitasi Akses Akun Kripto Pada Investor Rusia
Di Ukraina, ini adalah hari keenam berjalannya perang.
Sesungguhnya, perang itu mengerikan, penuh tumpahan darah juga kekejian.
Dari antara warga sipil, ada ratusan orang binasa dan terluka, ribuan anak yatim, dan ratusan ribu pengungsi.
Ukraina tidak bertekuk lutut terhadap ancaman kematian, sama seperti Indonesia tidak menyerah 70 tahun yang lalu.
Kami akan berdiri tegak dan meraih kemenangan.
Namun dengan dukungan anda, maka kemenangan dapat kami raih dengan lebih mudah, lebih pasti dan lebih cepat.
Dalam perjuangan demi perdamaian dan kebahagiaan, Ukraina harus membayar harga mahal setiap harinya, dengan nyawa putra dan putri, saudara dan saudari, serta anak dan cucunya.
Rakyat Indonesia, keadaan saat ini sungguh berat dan menyakitkan bagi kami.
Oleh karena itu, kami menunggu dukungan anda.
Kami berharap dapat mendengar suara anda yang lantang dan berani dalam membela kami.
Lagi pula, jika kami gugur, maka sistem keamanan global dan prinsip hidup berdampingan secara damai dan prinsip pembangunan, yang telah dipelihara dengan seksama oleh dunia pasca tragedi Perang Dunia II, yang saat ini sedang coba direbut oleh Rusia dan Putin dari genggaman kami dan anda, juga pasti akan runtuh.
Para pahlawan kini melihat kita sama seperti dahulu kala, di tahun 1940-an.
Kita tidak punya hak untuk tetap membisu.