Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Facebok dan Youtube Juga Ikut Beri Sanksi kepada Rusia

YouTube memgumumkan mereka menjeda kemampuan sejumlah saluran media Rusia untuk memonetisasi di YouTube.

Editor: Hasanudin Aco
AFP/ARIS MESSINIS
Seorang wanita yang terluka berdiri di luar sebuah rumah sakit setelah pemboman kota Chuguiv di Ukraina timur pada 24 Februari 2022, ketika angkatan bersenjata Rusia berusaha untuk menyerang Ukraina dari beberapa arah, menggunakan sistem roket dan helikopter untuk menyerang posisi Ukraina di selatan, perbatasan kata layanan penjaga. - Pasukan darat Rusia menyeberang ke Ukraina dari beberapa arah, kata dinas penjaga perbatasan Ukraina, beberapa jam setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan peluncuran serangan besar-besaran. Tank Rusia dan alat berat lainnya melintasi perbatasan di beberapa wilayah utara, serta dari semenanjung Krimea yang dicaplok Kremlin di selatan, kata badan tersebut. (Photo by Aris Messinis / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Sanksi ekonomi kepada Rusia tak hanya datang dari sejumlah negara di dunia, terutama anggota NATO.

Namun sanksi juga diberikan oleh perusahaan jejaring sosial Facebook dan Youtube.

Sanksi itu diberikan setelah Rusia melakukan invasi militer besar-besaran ke Ukraina sejak tiga hari lalu.

Sanksi yang diberikan YouTube dengan melarang outlet media milik Pemerintah Rusia RT dan saluran media Rusia lainnya menerima uang dari iklan video mereka yang tayang di YouTube.

Langkah ini serupa dengan langkah Facebook, setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Dengan pertimbangan "keadaan luar biasa," YouTube memgumumkan mereka menjeda kemampuan sejumlah saluran media Rusia untuk memonetisasi di YouTube.

Baca juga: Mengenal Spetsnaz Fatal Beauty, Pasukan Khusus Wanita Rusia yang Cantik-cantik Tapi Mematikan

Termasuk saluran milik tokh-tokoh yang terkena sanksi dari Uni Eropa.

Penempatan iklan sebagian besar dikendalikan oleh YouTube.

Uni Eropa pada Rabu lalu mengumumkan sanksi terhadap individu termasuk Margarita Simonyan, yang digambarkan sebagai pemimpin redaksi RT dan "tokoh sentral" propaganda Rusia.

Video dari saluran yang terpengaruh di Rusia juga akan lebih jarang muncul dalam rekomendasi Youtube, kata juru bicara YouTube Farshad Shadloo seperti dilansir Reuters.

Dia menambahkan, RT dan beberapa saluran lain tidak lagi dapat diakses di Ukraina karena permintaan pemerintah Ukraina.

Menteri Transformasi Digital Ukraina Mykhailo Fedorov mentweet sebelumnya pada hari Sabtu bahwa ia menghubungi YouTube "untuk memblokir saluran media propaganda Rusia seperti Russia 24, TASS, RIA Novosti.

RT dan Simonyan tidak menanggapi permintaan komentar.

YouTube menolak menyebutkan nama saluran lain yang telah dibatasinya.

Selama bertahun-tahun, anggota parlemen Amerika Serikat (AS) dan beberapa pengguna telah meminta YouTube, yang dimiliki oleh Google Alphabet Inc, untuk mengambil tindakan lebih besar terhadap saluran yang memiliki hubungan dengan pemerintah Rusia karena khawatir mereka menyebarkan informasi yang salah dan tidak boleh mengambil untung dari itu.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved