Konflik Rusia Vs Ukraina
Dianggap Gagal Kembalikan Donbass, Partai Oposisi Tuntut Presiden Zelenskyy Mundur
Partai oposisi For Life mengeluarkan pernyataan yang menyerukan agar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengundurkan diri dari jabatannya.
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Partai oposisi For Life pada Selasa kemarin mengeluarkan pernyataan yang menyerukan agar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengundurkan diri dari jabatannya.
Perlu diketahui, partai oposisi tengah ini memiliki 44 kursi di Verkhovna Rada, parlemen Ukraina, dan menentang kebijakan dekomunisasi serta Ukrainisasi pemerintah pasca-kudeta nasionalis 2014.
"Situasi yang sekarang berkembang di sekitar Donbass adalah dampak buruk dari ketidakaktifan dan kurangnya kemauan dari pihak berwenang. Dalam pemilu, dua pertiga pemilih Ukraina memilih perdamaian, kembalinya Ukraina ke Donbass dan Donbass ke Ukraina. Namun pemerintah, yang memiliki kepercayaan publik yang besar, gagal mengatasi tugas kepentingan nasional ini," kata For Life dalam pernyataan itu.
Partai itu juga menambahkan bahwa selama dua setengah tahun, terlepas dari seruan mitra asing Ukraina, oposisi Ukraina, tuntutan warga dan kewajiban internasional Ukraina, tidak ada satu langkah pun yang diambil menuju implementasi bagian politik dari perjanjian perdamaian dan persatuan Minsk.
Sebaliknya, perwakilan pihak berwenang berulang kali menyatakan bahwa implementasi itu tidak menguntungkan, menuntut agar direvisi dan menolak untuk mematuhinya.
"Pada akhirnya, para pengikut kebijakan (mantan Presiden Ukraina Petro) Poroshenko mengabaikan kerangka kontrak internasional untuk kembalinya Donbass dan membawa negara itu ke eskalasi konflik yang serius. Partai oposisi For Life percaya bahwa pemerintah, yang gagal dalam tugas memulihkan perdamaian dan mengembalikan Donbass, harus pergi," tegas For Life dalam pernyataan itu.
Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (23/2/2022), partai tersebut menegaskan bahwa negara dan warga bukan merupakan pihak yang harus menanggung sikap buruk para pelaku politik.
Baca juga: AS dan Sekutunya Jatuhkan Sanksi pada Rusia setelah Putin Kerahkan Pasukan ke Timur Ukraina
"Negara dan warganya tidak harus membayar untuk kepengecutan, ambisi dan sikap tidak bertanggung jawab politisi. Kekalahan pemerintah Zelenskyy seharusnya tidak menjadi kekalahan bagi negara," papar For Life dalam pernyataan itu.
Perlu diketahui, Zelenskyy merupakan seorang mantan aktor televisi sekaligus komedian Ukraina, ia berasal dari kota Russophone Ukraina city of Kryvyi dan merupakan penutur asli bahasa Rusia.
Karir politiknya memuncak saat ia memenangkan tawaran yang mencengangkan untuk kursi kepresidenan pada April 2019.
Zelenskyy telah menang telak melawan Petro Poroshenko, pemimpin petahana yang telah menjadi presiden di negara itu sejak Mei 2014.
Baca juga: Mengenal Donetsk dan Luhansk, Wilayah yang Memisahkan Diri dari Ukraina, Diakui Merdeka oleh Rusia
Saat menyampaikan pidato kemenangannya, ia berkomitmen untuk melanjutkan pembahasan mengenai perjanjian perdamaian Minsk dan upaya gencatan senjata.
"Saya pikir kami akan memiliki perubahan personel. Namun bagaimanapun juga, kami akan melanjutkan ke arah pembicaraan perdamaian Minsk dan menuju penyelesaian gencatan senjata," kata Zelenskyy saat itu.
Terkait konflik yang kini memuncak di Ukraina, diawali dengan deklarasi kemerdekaaan yang dilakukan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) yang berada di wilayah Donbass pada April 2014.