Konflik Rusia Vs Ukraina
Dianggap Gagal Kembalikan Donbass, Partai Oposisi Tuntut Presiden Zelenskyy Mundur
Partai oposisi For Life mengeluarkan pernyataan yang menyerukan agar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengundurkan diri dari jabatannya.
lihat foto
Dua daerah ini mengklaim telah merdeka dari Ukraina.
Baca juga: Presiden Zelenskyy: Ukraina Memang Inginkan Perdamaian, tapi tidak akan Serahkan Tanahnya
Pengumuman deklarasi ini disampaikan menyusul kudeta yang dilakukan oleh kaum nasionalis di Kiev dan didukung Amerika Serikat (AS), yang berusaha menghapus status bahasa Rusia sebagai bahasa nasional Ukraina.
Sekitar sepertiga orang Ukraina memang berbicara menggunakan bahasa Rusia sebagai bahasa pertama dan sebagian besar orang Ukraina berbicara bahasa Rusia dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Namun, dua wilayah yang didominasi bahasa Russofon yakni Krimea dan Donbass, mengangkat senjata dan mendeklarasikan kemerdekaan dari Ukraina.
Krimea kemudian memilih untuk bergabung dengan Federasi Rusia, namun republik Donbass berjuang melawan Ukraina untuk otonomi, dalam perang yang telah merenggut sedikitnya 14.000 nyawa.
Sementara itu protokol Minsk, yang disetujui oleh Ukraina, Rusia dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), seharusnya membuka jalan bagi perdamaian di kawasan itu.
Pada Senin lalu, menyusul kekacauan parah dalam situasi yang memanas di Donbass, Presiden Rusia Vladimir Putin menghormati permintaan dua republik Donbass dan Duma Negara Rusia untuk akhirnya mengakui republik itu sebagai negara merdeka.
Putin mengatakan pada hari berikutnya yakni Selasa bahwa perjanjian Minsk sudah mati karena kelambanan Ukraina.
Pada hari itu, rancangan resolusi pun diperkenalkan ke Rada untuk mengumumkan darurat militer di wilayah Donetsk dan Lugansk serta demi menutup semua jaringan transportasi dengan Federasi Rusia dan Belarus.
