Konflik Rusia Vs Ukraina
Khawatir Invasi Rusia, AS Tarik Staf Kedutaan dari Ukraina
AS memerintahkan sebagian besar staf kedutaan besarnya di Kyiv untuk segera meninggalkan Ukraina karena ancaman invasi oleh Rusia.
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa pihaknya memerintahkan sebagian besar staf kedutaan besarnya di Kyiv untuk segera meninggalkan Ukraina karena ancaman invasi oleh Rusia, Sabtu (12/2/2022).
Penasihat perjalanan mengatakan Departemen Luar Negeri telah memerintahkan keberangkatan sebagian besar karyawan dari kedutaan di Kyiv.
Sementara di awal pekan ini, warga negara AS telah diminta untuk segera meninggalkan Ukraina.
Dilansir CNA, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan pemerintahan Biden akan melanjutkan upaya diplomatik untuk memastikan bahwa Ukraina tidak menjadi zona perang.
Baca juga: Biden Cemas Potensi Perang Dunia III, Minta Warga Amerika Tinggalkan Ukraina
Baca juga: AS Bantah Lakukan Operasi Militer di Perairan Teritorial Rusia
Washington memperingatkan bahwa penumpukan lebih dari 100.000 tentara Rusia di perbatasan Ukraina dapat menandai invasi menjadi semakin mendesak dalam beberapa hari terakhir.
Moskow telah membantah bahwa pihaknya berencana untuk menyerang, dengan mengatakan bahwa pihaknya memiliki masalah keamanannya sendiri atas apa yang disebutnya sebagai agresi oleh sekutu NATO.
“Tampaknya semakin mungkin bahwa situasi ini mengarah semacam konflik aktif."
"Itulah sebabnya kami mengurangi staf kami seminimal mungkin, selama kami masih memiliki kemampuan untuk mengeluarkan orang-orang resmi kami dengan aman dan dalam keadaan darurat," kata pejabat itu.
Ketegangan telah meningkat selama berminggu-minggu selama penumpukan militer Rusia di dekat bekas tetangga Sovietnya.
Washington mengatakan pada hari Jumat (11/2/2022) bahwa invasi dapat terjadi kapan saja dan mendesak warga AS di Ukraina untuk segera meninggalkan negara itu.
AS mengatakan bahwa tidak akan mengirim pasukan untuk mengevakuasi mereka jika konflik meletus.
Sejumlah negara lain yakni Inggris, Jepang dan Australia juga mengatakan warganya harus meninggalkan Ukraina.

Seorang pejabat AS mengatakan perintah bagi warga Amerika untuk meninggalkan Ukraina termasuk mereka yang bekerja untuk misi pemantauan oleh Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE).
OSCE melakukan operasi di Ukraina termasuk misi pemantauan sipil di republik separatis yang memproklamirkan diri yang didukung Rusia di timur negara itu di mana perang yang meletus pada tahun 2014 telah menewaskan lebih dari 14.000 orang.
Layanan konsuler rutin di kedutaan Kyiv akan ditangguhkan mulai Minggu, kata pejabat Departemen Luar Negeri.