Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ketegangan Ukraina: Dubes Rusia untuk UE Optimis Diplomasi Mampu Kurangi Eskalasi Kyiv

Dubes Vladimir Chizhov mengatakan kepada kantor berita BBC bahwa Moskow masih percaya bahwa upaya diplomasi mampu mengurangi eskalasi di Ukraina.

AFP/ALAIN JOCARD
Tentara Inggris mengambil bagian dalam latihan besar sebagai bagian dari operasi EFP (Enhance forward presence) NATO di kamp tentara Tapa Estonia dekat Rakvere, pada 6 Februari 2022. (Photo by ALAIN JOCARD / AFP) 

Setelah dua hari diplomasi yang intens dipimpin oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, ada beberapa saran bahwa fokus baru beralih pada perjanjian Minsk.

Perjanjian tersebut dimaksudkan untuk mengakhiri konflik di Ukraina timur - dapat digunakan sebagai dasar untuk meredakan krisis saat ini. .

Ukraina, Rusia, Prancis, dan Jerman mendukung kesepakatan itu pada 2014-15.

Beberapa diplomat setuju bahwa perjanjian tersebut dapat menawarkan rute untuk de-eskalasi, dengan duta besar Prancis untuk Amerika Serikat, Philippe Etienne, mentweet bahwa mereka harus digunakan untuk "membangun solusi politik yang layak".

Baca juga: Berita Foto : Latihan Militer NATO di Tengah Ketegangan Rusia-Ukraina

Presiden Macron mengatakan pembicaraan segera dihidupkan kembali pada Kamis dan termasuk Rusia dan Ukraina bersama dengan Prancis dan Jerman - yang dikenal sebagai kuartet Normandia.

Chizhov tidak mengatakan apakah Rusia berencana untuk memindahkan pasukan dari perbatasan Rusia dengan Ukraina, dan malah bertanya mengapa tidak ada yang berbicara tentang jumlah tentara Ukraina yang berhadapan langsung dengan Rusia.

Tapi dia yakin pembicaraan lebih lanjut masih bisa membuahkan hasil.

"Kami yakin masih ada ruang untuk diplomasi," katanya kepada Editor BBC Eropa Katya Adler.

Baca juga: 6 Fakta Ukraina Vs Rusia Diambang Perang, Pengerahan Pasukan & Pesawat Pembom hingga Sikap Indonesia

Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara kepada wartawan di Royal Lounge Bandara Doha, pada Sabtu (4/12/2021), saat ia meninggalkan ibu kota Qatar sebagai bagian dari tur tiga negara Teluk.
Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara kepada wartawan di Royal Lounge Bandara Doha, pada Sabtu (4/12/2021), saat ia meninggalkan ibu kota Qatar sebagai bagian dari tur tiga negara Teluk. (AFP)

Rusia telah mengajukan serangkaian tuntutan ke Barat atas keamanan Eropa, termasuk jaminan bahwa Ukraina tidak pernah menjadi anggota aliansi militer defensif Barat, NATO.

Tuntutan ini telah ditolak mentah-mentah, dengan negara-negara Barat bersikeras bahwa hanya Ukraina yang dapat membuat keputusan tentang pengaturan keamanannya sendiri.

Tetapi duta besar Rusia untuk Uni Eropa menjelaskan bahwa Rusia masih melihat ekspansi timur NATO sebagai poin kunci dalam negosiasi apa pun.

"Kami tidak akan melupakannya. Dan kami tidak bisa melupakannya. Lima gelombang ekspansi NATO, itu bukan evolusi yang kami harapkan," kata Chizhov kepada BBC.

Baca juga: Situasi di Perbatasan Ukraina-Rusia Makin Memanas, Indonesia Prihatin

Optimisme utusan itu untuk melanjutkan pembicaraan menyusul dua hari diplomasi hiruk pikuk dari para pemimpin Eropa yang berusaha untuk mengakhiri eskalasi militer Rusia.

Macron berada di garis depan upaya itu, mengunjungi Moskow, Kyiv, dan Berlin.

Setelah pertemuannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kyiv pada Selasa (8/2/2022), Macron mengatakan para pemimpin Rusia dan Ukraina telah berkomitmen untuk mengimplementasikan perjanjian damai Minsk.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved