Kamis, 2 Oktober 2025
Deutsche Welle

Masa Depan Olimpiade Musim Dingin dan Krisis Iklim

Olimpiade Beijing jadi pelopor pengguna salju buatan. Peneliti mengatakan tren pemanasan global sebabkan acara itu tidak dapat terselenggarakan…

"Secara klimatologi, Sochi tidak masuk akal,” lanjut Scott, terkait Olimpiade 2014 yang sudah tidak layak iklim tersebut. Namun pemanasan global akan membuat tempat yang dulu bisa digunakan, menjadi tidak berfungsi. Para atlet ski bahkan "mulai khawatir dengan masa depan olah raga ski,” kata Scott.

Perubahan aturan untuk keberlanjutan

Membuat lokasi ramah lingkungan tidak cukup.

"Memprioritaskan dampak Olimpiade dan dampak mengurangi karbon dari acara 2 tahunan tidak akan memperlambat pemanasan global,” kata koordinator "Lindungi Musim Dingin Eropa, (POW)” Soren Ronge, sebuah kelompok advokasi iklim berbasis di Innsbruck, Austria.

Mereka ingin melihat para panitia, pemangku jabatan serta penggemar Olimpiade, "mari bermain peran penting dalam mendorong pemerintah untuk mengubah sistem mendapatkan, mendistribusikan dan mengonsumsi energi,” lanjut Ronge.

River Radamus, Pemain ski Amerika yang akan mengikuti Olimpiade Beijing dan 3 kali peraih medali emas Olimpiade Remaja membeberkan dampak dari olahraga yang dia ikuti serta telah berdonasi pada POW.

"Bersama, kita bisa mendorong produsen dan perusahaan besar, itulah cara kita membuat perubahan,” ujarnya, sembari menjelaskan suhu 60 derajat fahrenheit menjadi tantangan bagi Federasi Ski International yang mengelola Olimpiade. "Mereka tidak bisa mengadakan lomba karena terlalu hangat saat musim dingin,” sambungnya.

"Sains sudah cukup jelas,” kata Ronge kepada DW. "Kita perlu pengurangan emisi jika ingin menyelamatkan dan melanjutkan cabang olah raga musim dingin Olimpiade di masa depan.”

Mantan juara dunia ski es, Felix Neureuther asal Munich, Jerman Selatan juga jelaskan dampak lingkungan dari olah raga musim dingin, serta mengkritik praktik pelatihan di gletser saat musim panas, serta penebangan hutan untuk membuat jalur ski.

"Cabor Olimpiade harus berkonsep berkelanjutan, atau mereka tidak akan ada lagi,” kata dia saat merilis dokumenter dampak pemanasan global di Pegunungan Eropa, Oktober lalu.

Berpikir lokal, bertindak global

Menurut Daniel Scott, komite Olimpiade Internasional dan penyelenggara kompetisi ski perlu pelatihan lokal dan menjadwalkan lomba di daerah yang sama untuk mengurangi mobilitas, yang artinya menurut Neureuther adalah berhenti latihan di gletser.

Scott mengatakan para atlet yang telah mengabdikan hidup mereka dalam olah raga "merasa dipaksa untuk bersaing,” mereka melihat "kontradiksi” dari jumlah insentif-karbon perjalanan yang harus mereka lakukan, baik selama kompetisi mau pun berlatih selama 12 bulan dalam setahun.

Menurut River Radamus, salah satu keuntungan pandemi ialah tim Olimpiade AS terpaksa latihan di rumah.

"Ini membantu kami sedikit lebih banyak ide dan tidak boros dalam proses pelatihan,” kata dia, menambahkan bahwa pada tahun sebelumnya dia harus ke Chili atau Selandia Baru. "Ini langkah kecil, namun perlahan akan menjadi pembeda,” katanya tentang "hemat iklim.”

Namun bagi Soren Ronge, upaya individu tidak cukup tanpa sistem penanggulangan iklim.

"Jika tidak ada langkah serius untuk mengurangi emisi, dan berakhir pada skenario 1.5-2 derajat, bukan hanya Olimpiade, tapi semua olahraga salju akan terancam,” kata dia.

Daniel Scott setuju dengan mencoba mencapaitarget Perjanjian Paris, industri ini akan bertahan. "Ketika suhu sudah mencapai 3 atau 4 derajat, maka selesai lah semua.” (mh/yp)

Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved