Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Kedutaan Besar AS di Ukraina Desak Warganya Segera Pergi

Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Kyiv mendesak warganya di Ukraina untuk mepertimbangkan segera pergi.

Editor: Miftah
AFP/OLIVIER DOULIERY
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta pada 13 Desember 2021. (Photo by OLIVIER DOULIERY / POOL / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Kyiv mendesak warganya di Ukraina untuk mepertimbangkan segera pergi.

Ditegaskan bahwa situasi keamanan di Ukraina "tidak dapat diprediksi karena meningkatnya ancaman militer Rusia".

"Situasi keamanan di Ukraina dapat memburuk dengan sedikit informasi," kata Kedutaan AS di situs webnya, Rabu (26/1/2022).

Melansir Reuters, di Washington, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan, Kedutaan Besar AS di Kyiv akan tetap buka.

Baca juga: Presiden Ukraina Yakinkan Warganya Invasi Rusia Tak akan Terjadi: Tidurlah yang Nyenyak

Baca juga: Namanya Endrick, Bocah Ajaib dari Brasil, Baru Berusia 15. Real Madrid Terdepan untuk Mengontraknya

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta pada 13 Desember 2021. (Photo by OLIVIER DOULIERY / POOL / AFP)
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta pada 13 Desember 2021. (Photo by OLIVIER DOULIERY / POOL / AFP) (AFP/OLIVIER DOULIERY)

Tetapi, katanya, orang Amerika di bekas negara Soviet itu "harus sangat mempertimbangan untuk pergi".

Awal pekan ini, Amerika Serikat mendesak warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Ukraina.

Pada Rabu (26/1/2022) Amerika Serikat mengirim balasan tertulis untuk membereskan tuntutan keamanan Rusia.

Sebuah langkah dalam proses diplomatik yang rapuh, ketika Rusia mengadakan latihan militer di darat dan laut dekat Ukraina.

Baca juga: Joe Biden: AS Bisa Beri Sanksi ke Vladimir Putir Jika Invasi Ukraina

Baca juga: Presiden AS Joe Biden Ancam Sanksi Pribadi Terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin Terkait Ukraina

VARIAN OMICRON - Presiden AS Joe Biden berbicara dengan anggota Tim Tanggap Covid-19 Gedung Putih mengenai perkembangan terbaru terkait varian Omicron, pada 4 Januari 2022, di South Court Auditorium Gedung Putih di Washington, DC. - AS mencatat lebih dari 1 juta kasus Covid-19 pada 3 Januari 2022, menurut data dari Universitas Johns Hopkins, ketika varian Omicron terus menyebar dengan kecepatan tinggi. (MANDEL NGAN / AFP)
VARIAN OMICRON - Presiden AS Joe Biden berbicara dengan anggota Tim Tanggap Covid-19 Gedung Putih mengenai perkembangan terbaru terkait varian Omicron, pada 4 Januari 2022, di South Court Auditorium Gedung Putih di Washington, DC. - AS mencatat lebih dari 1 juta kasus Covid-19 pada 3 Januari 2022, menurut data dari Universitas Johns Hopkins, ketika varian Omicron terus menyebar dengan kecepatan tinggi. (MANDEL NGAN / AFP) (AFP/MANDEL NGAN)

Presiden AS Joe Biden menilai sanksi pribadi terhadap Presiden Rusia Vladimir Putih, dapat dianggap sebagai bagian dari upaya Washington dan sekutunya untuk meyakinkan Moskow bahwa setiap agresi baru terhadap Ukraina akan memakan biaya mahal.

Di hari yang sama, Rusia memperingatkan bahwa menjatuhkan sanksi terhadap Putin secara pribadi, tidak akan memberikan efek jera, tetapi akan "merusak secara politik".

Rusia mengumpulkan puluhan ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina, namun membantah pihaknya berencana untuk menyerang.

Sementara itu, AS telah menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk membangun kesepakatan dengan mitra Eropa mengenai serangkaian sanksi yang kuat jika Rusia menyerang.

Berita lain terkait dengan Konflik Rusia-Ukraina

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved