Rusia Dikabarkan Segera Serbu Ukraina, AS Kirim Kapal Induk dan Perintahkan Warganya Tinggalkan Kiev
"Tindakan militer oleh Rusia bisa datang kapan saja," kata Kedutaan Besar AS dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters.
Washington juga mengizinkan tiga sekutu NATO yakni Estonia, Latvia, dan Lithuania untuk mengirim senjata buatan AS dari gudang untuk digunakan Ukraina.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, dia ingin menggunakan diplomasi untuk meredakan situasi di Ukraina.
Namun, jika upayanya tidak berhasil, dan Rusia memutuskan melancarkan agresi terhadap Ukraina, Blinken mengeluarkan ancaman berupa respons yang terpadu, cepat, dan keras.
Ribuan Tentara AS akan Dikerahkan ke Eropa Timur
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mempertimbangkan untuk mengerahkan beberapa ribu tentaranya ke negara-negara Baltik dan di Eropa Timur.
Laporan tersebut diberitakan oleh harian New York Times dengan mengutip sejumlah sumber yang tidak disebutkan namanya di pemerintahan AS.
"Presiden Biden sedang mempertimbangkan untuk mengerahkan beberapa ribu tentara AS, serta kapal perang dan pesawat, ke sekutu NATO di Baltik dan Eropa Timur," kata salah satu sumber.
Perluasan kehadiran militer AS di kawasan Baltik dan Eropa Timur tersebut terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran akan serangan Rusia ke Ukraina.
Melansir TASS, Senin (24/1/2022), pejabat Kementerian Pertahanan AS memberikan Biden sejumlah opsi untuk menggeser aset-aset militer AS lebih dekat ke Rusia.
"Salah satu opsinya termasuk mengirim 1.000 hingga 5.000 tentara ke negara-negara Eropa Timur, dengan potensi untuk meningkatkan jumlah itu sepuluh kali lipat jika keadaan memburuk," kata sumber tersebut dikutip New York Times.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Ukraina juga mengaku telah menerima pasokan senjata batch kedua dari AS.
Pengumuman tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov pada Minggu (23/1/2022).
Melansir Reuters, pasokan senjata dari "Negeri Paman Sam" tersebut merupakan paket bantuan pertahanan senilai 200 juta dollar AS (Rp 2,8 triliun) untuk Ukraina.
Rusia dilaporkan masih menyiagakan puluhan ribu tentaranya di dekat perbatasan Ukraina.
Khawatir akan invasi Rusia, AS mengatakan akan terus mendukung Ukraina atas ketegangan yang masih tumbuh di sana.
"Lebih dari 80 ton senjata untuk memperkuat kemampuan pertahanan Ukraina dari teman-teman kita di AS! Dan ini bukan akhir," tulis Reznikov di Twitter.
Pada Desember 2021, Ukraina juga telah menerima 90 ton bantuan keamanan "mematikan" dari Washington. (Kompas.com/RT)