Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Omicron Mewabah di Jepang, Kasus Covid-19 Melonjak di Antara Anak-anak Di Bawah 10 Tahun

Kasus baru Covid-19 di Jepang meningkat mencapai rekor, dan menunjukkan jumlah infeksi meningkat pesat di antara anak-anak di bawah 10 tahun

Editor: hasanah samhudi
AFP
Warga makan di sebuah restoran di Tokyo pada Rabu (19/1/2022), ketika pemerintah Jepang menyetujui pembatasan virus corona baru di sebagian besar negara itu, termasuk ibu kota untuk memerangi rekor infeksi yang dipicu oleh varian Omicron. 

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Total kasus baru harian Covid-19 di Jepang mencapai rekor baru pada Rabu (19/1/2022) dengan sedikitnya 40.000 kasus. Angka ini melebihi 32.197 kasus pada Selasa (18/1/2022).

Di tengah penyebaran virus Corona varian Omicron ini, yang paling menonjol  adalah angka infeksi yang meningkat pesat di antara anak-anak di bawah 10 tahun, dan penyebaran di antara anggota keluarga.

Saat ini, 90 persen anak-anak yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala atau hanya memiliki gejala ringan,

Namun pemerintah kota dan para ahli khawatir tentang peningkatan risiko penyakit serius jika virus menyebar ke orang tua.

"Kami telah melihat peningkatan jumlah pasien anak sejak sekitar minggu lalu," kata Direktur Klinik Hosaka Kodomo di Bangsal Bunkyo Tokyo, seperti dikutip dari The Straits Times.

Baca juga: Fumio Kishida Putuskan Mulai 21 Januari Tokyo Berlakukan Manbou dan 12 Prefektur Jepang Lainnya

Baca juga: Rekor Tertinggi Tokyo 7377 Orang Infeksi Per Hari Ini Terbanyak Dalam Sejarah Jepang, 2 Meninggal

Sejak minggu kedua bulan ini, ketika jumlah orang yang diduga terinfeksi mulai meningkat tajam, klinik itu telah menguji hingga sekitar 20 pasien setiap hari.

Dari 12 orang yang dites positif di klinik bulan ini, delapan di antaranya berusia di bawah 10 tahun. Gejalanya cenderung ringan, seperti demam dan pilek.

"Hingga gelombang kelima infeksi, anak-anak yang datang dengan demam jarang dinyatakan positif dalam tes antigen," kata direktur itu.

"Tapi sekarang, sangat besaar kemungkinan mereka yang dites akan positif,” katanya.

Infeksi di antara anak-anak berusia di bawah 10 tahun terus meningkat.

Baca juga: Tokyo dan 12 Prefektur Jepang Akan Dikenakan Tindakan Prioritas Mulai 21 Januari Selama 3 Minggu

Baca juga: Akhir Januari Ini Hanya 87 Siswa Internasional Boleh Masuk ke Jepang

Sekitar setengah dari pasien baru yang dikonfirmasi selama satu pekan hingga Minggu (16/1/2022) di Tokyo ternyata berusia 20-an dan 30-an, dan mereka yang di bawah 10 ada 6 persen.

Jumlah pasien di bawah usia 10 tahun adalah 6,3 kali lipat dari minggu sebelumnya.

Mereka yang berusia 20-an dan 30-an berjumlah 3,8 kali lipat dari minggu sebelumnya.

Peningkatan pasien anak telah menyebabkan peningkatan proporsional dalam jumlah penutupan taman kanak-kanak.

Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan mengatakan 86 fasilitas di 14 prefektur ditutup pada 13 Januari, lebih dari 10 kali lipat dari minggu sebelumnya.

Baca juga: Gubernur Tokyo Jepang Kembali Berlakukan Status Darurat Jika Kepadatan Tempat Tidur Capai 50 Persen

Baca juga: Pemerintah Jepang Persingkat Masa Karantina Warga yang Terpapar Covid-19 Menjadi 10 Hari

Para ahli mengatakan kurangnya vaksinasi dapat menjadi penyebab meningkatnya infeksi anak, serta fakta bahwa varian Omicron sangat menular, sehingga sulit untuk mencegah infeksi di rumah.

Menurut Pemerintah Metropolitan Tokyo, infeksi rumah tangga menyumbang setengah dari infeksi yang dikonfirmasi dari 4 Januari-10 Januari, lebih banyak dari infeksi di tempat kerja atau fasilitas.

Survei National Institute of Infetious Diseases (NIID)  menunjukkan, di antara orang yang terinfeksi di luar rumah, antara 31 persen dan 45 persen dari mereka yang terinfeksi Omicron menularkannya ke anggota keluarga di rumah yang sama.

Ini dibandingkan dengan 11-12 persen dari mereka yang terinfeksi dengan varian yang dominan pada tahun 2020.

"Kami menduga infeksi pertama kali menyebar di antara orang-orang berusia 20-an dan 30-an pada Natal dan acara akhir tahun dan Tahun Baru lainnya, ditularkan ke anak-anak di rumah, dan kemudian menyebar di antara anak-anak sejak awal tahun ajaran baru," kata spesialis kesehatan masyarakat Profesor Toshio Takatorige dari Universitas Kansai.

Baca juga: Infeksi di Tokyo Jepang Meledak Sehari Naik 228% Gara-gara Omicron

Baca juga: Kasus Covid-19 di Tokyo Jepang Terus Meningkat, Tingkat Kewaspadaan Naik ke Level 2

Banyak pasien yang terinfeksi Omicron tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan.

95 Persen dari total, sebut survey NIID, di antara 191 orang yang terinfeksi, 68 orang atau 36 persen tidak menunjukkan gejala;  dan 113 orang atau 59 persen  memiliki gejala ringan.

Sembilan orang memiliki gejala sedang, dan satu dalam kondisi serius. Namun, semakin tua pasien, semakin tinggi risiko penyakit serius.

Di Prefektur Okinawa, daerah di mana Omicron pertama kali mulai menyebar dengan cepat di negara itu, persentase pasien Covid-19 berusia 70 tahun ke atas naik dari 3,5 persen pada 4 Januari menjadi 8,3 persen pada Selasa (18/1/2022).

Jumlah pasien yang membutuhkan ventilator, yang tetap nol sejak November tahun lalu, meningkat menjadi satu pada Senin dan tiga lagi pada Selasa, sehingga total menjadi empat. (Tribunnews.com/TST/Hasanah Samhudi)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved