Virus Corona
Jerman Catat Lebih dari 100.000 Kasus Harian Covid-19 untuk Pertama Kalinya
Infeksi harian Covid-19 di Jerman mencapai 112.323 kasus pada Rabu (19/1/2022), namun, Menteri Kesehatan mengatakan rekor infeksi belum capai puncak.
TRIBUNNEWS.COM - Infeksi harian Covid-19 di Jerman mencapai 112.323 kasus pada Rabu (19/1/2022).
Meski demikian, Menteri Kesehatan mengatakan rekor infeksi yang tercatat belum mencapai puncaknya.
Seperti diketahui, Jerman akan memperkenalkan wajib vaksin pada Mei mendatang.
Melansir Reuters, penghitungan infeksi Covid-19 Jerman sekarang mencapai 8.186.850, kata Institut Robert Koch (RKI) untuk penyakit menular.
Baca juga: Kasus Omicron Meningkat, Kemendagri Larang Kepala Daerah ke Luar Negeri
Baca juga: Varian Omicron Meningkat, KPAI Sebut Jaga Jarak Sulit Dilakukan Selama PTM Berlangsung

Korban tewas karena terpapar virus corona juga naik 239 pada hari Rabu menjadi 116.081.
Menteri Kesehatan Karl Lauterbach mengatakan telah memperkirakan gelombang tersebut akan memuncak dalam beberapa minggu karena varian Omicron yang sangat menular membawa tingkat kejadian tujuh hari di Jerman menjadi 584,4 kasus per 100.000 orang.
"Saya pikir kita akan mencapai puncak gelombang pada pertengahan Februari, dan kemudian jumlah kasus bisa turun lagi, tetapi kita belum mencapai puncaknya," kata Lauterbach kepada penyiar RTL Selasa malam (18/1/2022).
Lauterbach mengaku percaya bahwa jumlah kasus yang tidak dilaporkan saat ini bisa sekitar dua kali lebih besar dari angka yang diketahui.
Baca juga: Presiden Jokowi Beri 6 Arahan Terkait Kenaikan Kasus Covid-19 akibat Omicron, Ini Selengkapnya
Baca juga: Cegah Peningkatan Omicron, Kapolri Tekankan Disiplin Prokes Hingga Vaksinasi Booster
Ia mengatakan vaksinasi wajib harus diperkenalkan dengan cepat, pada bulan April atau Mei, untuk menghindari gelombang infeksi lain dengan kemungkinan varian baru di musim gugur.

Mandat vaksin
Ketika varian Omicron mendorong tingkat jumlah kasus infeksi di seluruh Jerman, pemerintahan baru yang dipimpin Kanselir Olaf Scholz mengatakan vaksinasi tetap menjadi landasan perang melawan COVID-19.
Diwartakan Tribunnews sebelumnya, Jerman tertinggal di belakang banyak negara tetangganya, lantaran hanya 72,7% orang yang mendapat dua dosis vaksin, 47% mendapat suntikan booster, dan 17 juta orang dewasa tidak divaksinasi.
Setelah sempat menentang vaksinasi wajib saat kampanye, Kanselir Olaf Scholz sekarang mengatakan ia mendukung gagasan mandat vaksin universal.
"Pandangan saya adalah, kami memiliki tingkat vaksinasi yang tinggi, tetapi yang tidak cukup tinggi (untuk melawan Omicron)," katanya kepada penyiar publik ARD.
Meskipun demikian, tidak ada seorang pun di pemerintahan yang mengajukan rencana untuk tindakan semacam itu, termasuk Menteri Kesehatan Karl Lauterbach, yang merupakan ahli epidemiologi dan telah menganjurkan mandat tiga dosis vaksin untuk semua orang yang memenuhi syarat.
Berita lain terkait dengan Omicron
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)