Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Mulai Januari, Pasien Covid-19 di Korsel akan Dilacak Pakai CCTV dan Teknologi Pengenalan Wajah

Korea Selatan akan meluncurkan proyek percontohan sistem kecerdasan buatan (AI), pengenalan wajah, dan ribuan kamera CCTV untuk melacak pasien Covid.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Istimewa
Ilustrasi teknologi pengenalan wajah - Korea Selatan akan meluncurkan proyek percontohan untuk menggunakan kecerdasan buatan (AI), pengenalan wajah, dan ribuan kamera CCTV untuk melacak pergerakan pasien Covid-19. 

TRIBUNNEWS.COM - Korea Selatan akan meluncurkan proyek percontohan untuk menggunakan kecerdasan buatan (AI), pengenalan wajah, dan ribuan kamera CCTV untuk melacak pergerakan pasien Covid-19.

Proyek yang didanai secara nasional di Kota Bucheon ini akan mulai beroperasi pada Januari, kata seorang pejabat kota kepada Reuters.

Dilansir CNN, sistem ini menggunakan algoritma AI dan teknologi pengenalan wajah untuk menganalisa rekaman dari 10.820 lebih kamera CCTV untuk melacak pergerakan pasien Covid-19, kontak dekat pasien, dan mendeteksi penggunaan masker. 

Baca juga: Australia dan Korea Selatan Sepakati Kontrak Pertahanan Senilai Ratusan Juta Dolar AS

Baca juga: Korea Selatan akan Pakai Teknologi Pengenalan Wajah untuk Lacak Pasien Covid-19

Ilustrasi teknologi pengenalan wajah.
Ilustrasi teknologi pengenalan wajah. (freepik)

Sejatinya, proyek yang dikembangkan di Korea Selatan juga diupayakan sejumlah negara lain.

China, Rusia, India, Polandia, Jepang, serta beberapa negara bagian AS termasuk di antara pemerintah yang telah meluncurkan atau setidaknya bereksperimen dengan sistem pengenalan wajah untuk melacak pasien Covid-19, menurut laporan Columbia Law School di New York pada Maret.

Pejabat Bucheon mengatakan, sistem ini akan mengurangi beban tim pelacak yang harus bertanggung jawab atas lebih dari 800.000 populasi di kota ini.

Selain itu, tim akan lebih efisien dalam melakukan tracing kasus Covid-19.

Sebelumnya, Korea Selatan telah memiliki sistem pelacakan kontak berteknologi tinggi yang mampu mengumpulkan catatan kartu kredit, data lokasi ponsel, rekaman CCTV, dan info pribadi lainnya.

Namun, untuk urusan pelacakan kontak Covid-19, tim harus turun langsung dan seringkali bekerja 24 jam.

Dalam penawaran pendanaan nasional untuk proyek percontohan pada akhir 2020, Wali Kota Bucheon Jang Deog-cheon berpendapat sistem ini akan membuat penelusuran lebih cepat.

"Terkadang dibutuhkan waktu berjam-jam untuk menganalisis satu rekaman CCTV."

"Menggunakan teknologi pengenalan visual akan memungkinkan analisis itu dalam sekejap," katanya di Twitter.

Sistem ini juga dirancang untuk mengatasi fakta bahwa tim tracing sangat bergantung pada kesaksian pasien Covid-19.

Sayangnya, para pasien Covid-19 itu kadang tidak jujur ​​tentang aktivitas dan keberadaan mereka, beber rencana tersebut.

Kementerian Sains dan ICT mengaku belum memiliki rencana untuk memperluas proyek ini ke tingkat nasional.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved