Jumat, 3 Oktober 2025
Deutsche Welle

COP26: Para Pemimpin Dunia Desak Aksi Nyata Lawan Perubahan Iklim

Lewat pertemuan COP26 di Glasgow, Skotlandia, para pemimpin, pakar lingkungan, maupun aktivis menyerukan tindakan tegas untuk menghentikan…

Para pemimpin dari 130 negara bertemu di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-26 tentang Perubahan Iklim atau COP26 di Glasgow, Skotlandia, Senin (01/11). Mereka berkumpul untuk menentukan langkah dan kebijakan dalam mengatasi perubahan iklim.

Pertemuan yang berlangsung hingga tanggal 12 November ini bertujuan untuk mempertahankan target yang ditetapkan dalam Perjanjian Iklim Paris yakni menjaga pemanasan global pada 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri.

COP26 disebut harus menjadi agenda untuk "menyelamatkan umat manusia" dan melindungi Bumi, demikian kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada upacara pembukaan pada hari Senin (01/11).

"Sudah waktunya untuk mengatakan: Cukup. Cukup mencederai keanekaragaman hayati. Cukup membunuh diri kita sendiri dengan karbon. Cukup memperlakukan alam seperti toilet. Cukup membakar dan mengebor dan menambang lebih dalam. Kita menggali kuburan kita sendiri," ungkapnya.

Namun, para pakar dan aktivis lingkungan menilai rencana negara-negara saat ini tidak akan memungkinkan untuk memenuhi tujuan itu. Mereka menyerukan pengurangan lebih banyak emisi untuk menghindari efek "bencana" dari perubahan iklim.

"Hewan-hewan menghilang, sungai-sungai kering, dan tanaman kita tidak berbunga seperti sebelumnya. Bumi berbicara. Dia memberi tahu kami bahwa kita tidak punya waktu lagi," ujar Txai Surui, seorang pemimpin pemuda adat berusia 24 tahun dari hutan hujan Amazon dalam pidato pembukaan di Glasgow.

Sementara aktivis remaja Greta Thunberg mengimbau jutaan pendukungnya untuk menandatangani surat terbuka yang menuduh para pemimpin berkhianat.

"Ini bukan latihan. Ini kode merah untuk Bumi," demikian bunyi surat itu. "Jutaan orang akan menderita karena planet kita hancur - masa depan yang mengerikan yang akan diciptakan, atau dihindari, oleh keputusan yang Anda buat. Anda memiliki kekuatan untuk memutuskan."

Desakan untuk menetapkan harga pada emisi

Dalam pertemuan ini, Kanselir Kanselir Jerman Angela Merkel, menyerukan tindakan segera untuk mencapai tujuan 1,5 derajat Celcius yang disepakati dalam Perjanjian Iklim Paris.

"Kita telah mengambil sejumlah keputusan tahun 2015 (tahun kesepakatan Paris) sebagai pedoman," kata Merkel dalam pidato pembukaannya. "Kita harus dan kita bisa mengimplementasikan kesepakatan Paris."

"Masyarakat dunia berharap bahwa kita menghadirkan diri kita lebih baik dan lebih siap di akhir konferensi ini daripada yang kita hadirkan di awal," tambah Merkel.

Perempuan berusia 67 tahun ini juga mendesak negara-negara lain untuk menetapkan harga pada emisi karbon, yang merupakan penyebab utama pemanasan global.

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan pencemar iklim terbesar untuk meningkatkan ambisi lingkungan mereka dan mendesak negara-negara industri agar berkontribusi lebih secara finansial dalam melawan perubahan iklim.

AS minta maaf

Dalam pertemuan ini, Presiden AS Joe Biden menyampaikan permintaan maaf karena mantan Presiden AS Donald Trump menarik AS dari perjanjian Paris pada November 2020 lalu.

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved