Mengenal VOB, Band Metal Hijaber Asal Garut yang Manggung Keliling Eropa, Dipuji Bupati dan Menteri
Band metal asal Garut ini salah satunya terkenal karena ketiga personilnya adalah perempuan muda yang selalu mengenakan jilbab.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Voice of Baceprot (VOB) menjadi fenomena unik di skena musik metal dan rock.
Band metal asal Garut ini terkenal salah satunya karena ketiga personilnya adalah perempuan muda yang selalu mengenakan jilbab.
Trio ini pernah mendapat pujian dari personil band rock Rage Against The Machine, Tom Morello.
Kini, band metal hijaber ini akan menjalani tur keliling Eropa.
Mereka akan menjelajahi Belanda, Belgia, hingga Perancis.
Sejarah terbentuknya VOB
Voice of Baceprot terbentuk pada 2014.
Band ini terdiri dari Euis Siti Aisyah (drummer), Firdda Marya Kurnia (vokalis dan gitaris), serta Widi Rahmawati (basis).

Mereka adalah teman sejak bersekolah di MTs Al Baqiyatussolihat Singajaya, Garut, Jawa Barat.
Awal perjalanan mereka justru berhubungan dengan teater.
“Dulu kita ekskul teater waktu kita duduk di Mts kelas 2. Terus kita mencoba drama musikal, tapi kita malah suka dengan musiknya,” tutur Firdda dalam arsip wawancara Kompas.TV pada 7 Juni 2017.
Pengasuh teater mereka, Erza Satia alias Abah berjasa memperkenalkan ketiganya dengan berbagai genre musik dan lagu.
“Pengasuh kita Abah Erza meminjamkan kita laptop. Di situ ada daftar lagu kesukaan dia. Pas kita dengar, ini musik enak juga. Langsung jatuh cinta sama musiknya,” kata Firdda.
Sejatinya, ketiga remaja putri ini memiliki genre kesenangan masing-masing.
Firdda menyukai hip hop, Widi menggemari band rock Red Hot Chili Peppers, dan Siti menikmati band thrash metal dari Lamb of God serta System of Down.
Kegemaran itu pun tumbuh hingga mereka membuat band.
Mereka memutuskan Voice of Baceprot akan menghasilkan musik dari berbagai genre kesukaan mereka, yaitu hip-metal-funk.

Baca juga: Band Manabu dari Jepang Menangkan Kejuaraan Heavy Metal Knitting World Championships di Finlandia
Setiap hari mereka berlatih dengan antusias di bawah bimbingan Abah Erza setelah pulang sekolah.
Abah Erza pula yang memberikan nama band Voice of Baceprot yang berasal dari campuran kata bahasa Inggris dan Sunda. Nama band itu bermakna suara berisik atau bawel.
“Kalau ada hal yang gak benar di sekolah, pasti kita protes. Kita juga sering bikin tulisan di mading. Kita disebut anak-anak berisik, makanya dinamakan Voice of Baceprot,” ujar Firdda.
Sejak awal, perjuangan ketiganya tak mudah. Pilihan mereka mendapat penolakan keras dari keluarga.
"Di sini kan dikenal band itu identik dengan pergaulan bebas. Orang tua mungkin gak mengizinkan karena itu,” ucap Firdda.
Keluarga mereka juga tak membolehkan ketiganya bermain karena takut dianggap buruk oleh tetangga.
Apalagi, genre musik mereka berbeda dengan kegemaran masyarakat sekitar.
“Teteh (kakak) pernah menelepon sama Abah Erza sambil marah-marah. Aku kan sering pulang sore buat latihan setiap hari. Malu sama tetangga kan cewek,” beber Euis Siti Aisyah.
Widi bahkan menceritakan, Firdda dan Siti pernah dikunci di kamar mandi agar tidak pergi ke studio latihan.
“Siti pernah gak diizinkan latihan. Dia dikurung di WC. Tapi, kabur dia,” kata Widi Rahmawati.
Tak cuma itu, Firdda juga mengaku pernah dilempari batu hingga mengenai kepalanya. Akan tetapi, hasrat mereka untuk bermain musik tidak kendor.
Popularitas mereka meledak pada 2015 saat mereka mengunggah cover lagu karya Rage Against The Machine.
Setelah itu, mereka makin sering meng-cover lagu-lagu band idola mereka, seperti RHCP, Metallica, dan Slipknot.
Pada 2018, popularitas Voice of Baceprot membuat band itu berhasil menandatangani kontrak dengan agensi 'Amity Asia'.
Setelah itu, mereka merilis lagu perdana berjudul 'School Revolution' dengan bantuan produser Stephan Santoso. Setelah itu, mereka merilis sejumlah lagu berisi kritik sosial.
Mereka juga melebarkan sayap dan mulai manggung di berbagai daerah hingga ke luar negeri.
“Kita kan dari daerah. Bisa sampai dikenal ke mancanegara itu masih setengah mimpi,” ujar Firdda.
“Warga luar negeri dari Israel mereka bilang kita kecil, tapi pas menyanyi mendadak kita terlihat gede,” imbuhnya.
Selain tur keliling Eropa pada akhir 2021 ini, Voice of Baceprot juga akan tampil di Wacken Open Air, festival heavy metal Jerman pada 2022.
Wacken Open Air bukan festival sembarangan.
Festival itu menampilkan berbagai band populer, seperti Limp Bizkit, Judas Priest serta As I Lay Dying.
Tak cuma itu, Voice of Baceprot akan manggung bersama band idola mereka, Slipknot di festival itu.
Voice of Baceprot telah mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Di luar itu, mereka berharap dapat menjadi inspirasi bagi anak-anak muda Indonesia.
“Misi utama kita itu menginspirasi. Sekarang alhamdulillah sudah banyak juga yang mau belajar musik atau ngeband dan terinspirasi dari kita,” kata Firdda.
Tur Keliling Eropa
Voice Of Baceprot dipastikan akan menggelar tur ke empat negara di Benua Biru Eropa mulai akhir November 2021 ini.
Voice Of Baceprot beranggotakan tiga gadis asal Garut yaitu Widi Rahmawati, Firdda Kurnia dan Euis Siti Aisyah.
Voice Of Baceprot akan membuka tur Eropa pertama mereka di Belanda dengan manggung di tiga kota yaitu Harleem tanggal 28 November, Numegen tanggal 30 November dan Gronigen tanggal 1 Desember.
Usai dari Belanda, tiga gadis yang dipertemukan dalam satu band di sekolah mereka ini, akan kembali manggung di Ibukota Belgia, Brussels pada tanggal 2 Desember.
Dari Belgia, ketiganya langsung terbang ke kota Rennes, Perancis tanggal 4 Desember dan kembali ke Belgia untuk manggung di kota Arlon tanggal 8 Desember.
Dari Arlon, Belgia, ketiganya kembali lagi ke Perancis untuk manggung di hadapan pecinta musik cadas di Kota Montbeliard tanggal 9 Desember.
Tur Eropa tiga gadis kampung tersebut, akan ditutup tangal 10 Desember di kota Jenewa, Swiss.
Bikin bangga Wabup Garut hingga Menparekraf Sandiaga Uno
Tur grup musik cadas asal Indonesia di Benua Biru tersebut, mengundang apresiasi banyak pihak, tak luput Wakil Bupati Garut hingga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengungkapkan rasa bangga dan apresiasinya.
Lewat akun instagram masing-masing, Sandiaga Uno dan Helmi Budiman menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya.
Postingan Sandiaga Uno tentang kebanggaan terhadap grup band tersebut yang diunggah Jumat (29/10/2021), langsung mendapat ribuan komentar netizen Indonesia.
“Meni Keren Pisan!” tulis Sandi di akun Instagramnya, Jumat (29/10/2021).
Dalam postingannya, Sandi pun mengapresiasi guru yang menemukan dan mengembangkan bakat ketiga gadis tersebut yang kemudian menggabungkan ketiganya dalam grup band musik cadas.
“Apresiasi saya kepada Sang Guru @abaherza yang mempersatukan mereka menjadi sebuah band bernama @voiceofbaceprot. Melihatnya sebagai potensi, bukan melihatnya dari sudut pandang negatif karena suka buat berisik kelas,” tulis Sandi.
3 siswa yang suka berisik, dilihat bakatnya oleh guru
Dalam postingannya, Sandiaga Uno juga tidak menyangka tiga siswa yang sebelumnya rajin keluar masuk ruang Bimbingan Konseling (BK) di sekolah karena sering berulah memukul-mukul meja layaknya drum sambil bernyanyi lantang, saat ini sudah bisa go internasional.
Ungkapan apresiasi juga disampaikan Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, lewat postingan di akun Instagram miliknya. Helmi mengungkapkan rasa syukur dan bangga karena band cadas asal Garut tersebut sudah bisa menggelar tur ke Eropa.
“Alhamdulillah, bravo band asal Kabupaten Garut @voiceofbaceprot akan tour ke Eropa, semoga tournya diberi kelancaran, kemudahan,” kata Helmi.
Helmi pun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung grup band cadas asal Garut tersebut hingga bisa menggelar tour di benua Eropa.
Sumber: Kompas.TV/Kompas.com/Tribun Jambi