Jumat, 3 Oktober 2025

Tidak Perlu Meninjau Kembali, Potong Saja ODA Jepang ke Myanmar

Seorang wartawan Jepang yang sempat ditahan di Myanmar hampir sebulan dan menetap di negeri itu hampir 7 tahun, menyarankan tidak perlu meninjau kemba

Editor: Johnson Simanjuntak
Richard Susilo
Yuki Kitazumi (45) dengan beberapa catatannya menggunakan kopi hitam saat menuliskan di dalam tahanan militer Myanmar. 

Tahanan politik sangat membantu satu sama lain, tambahnya.

"Mereka menampung makanan, dan kaos saya ini. Pada awalnya saya tidak punya pakaian, jadi seorang teman tahanan politik memberi saya pakaian T-shirt. Kebanyakan tahanan politik diperiksa silang di fasilitas militer sebelum datang ke Penjara Insein. Saya pernah mendengar bahwa fasilitas militer sedang mengalami penyiksaan yang sangat mengerikan. Namun penyelidikan kepada saya hanya dalam bentuk gertakan bentakan suara keras dan pukulan ke meja."

Pada tanggal 18 April, Kitazumi ditahan oleh polisi, militer, dan Biro Imigrasi Myanmar di rumahnya, dan kemudian  dipenjarakan di Penjara Insein selama hampir sebulan.

Ketika  digeledah rumahnya, "Saya berpose untuk menghindari kekerasan dan bertanya apakah hanya satu orang yang bisa masuk, tetapi tidak diterima dan tujuh atau delapan petugas masuk rumah saya menyita komputer pribadi, kamera, dan sebagainya. Juga, saya hanya bawa satu T-shirt saja."

Sementara itu Beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif dengan melalui zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang nantinya. Info lengkap silakan email: [email protected] dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved