Virus Corona
Denmark Tetap Catat Rekor Kasus Covid-19 Meski Tingkat Vaksinasinya Tinggi
Institut Serum Negara Denmark mengumumkan sebanyak 1.349 warga negara itu dinyatakan positif terinfeksi virus corona dala 24 jam terakhir.
Ia kemudian menekankan bahwa vaksinasi hanya bersifat tidak memperparah gejala dan mengurangi risiko rawat inap maupun kematian, bukan membuat mereka yang telah divaksinasi menjadi kebal sepenuhnya terhadap virus.
"Kami selalu tahu bahwa vaksin tidak melindungi 100 persen, saat menilai perlindungan vaksin, ada beberapa parameter yang harus dilihat, ini bisa menjadi perlindungan terhadap kematian, penyakit, atau infeksi. Vaksin memiliki efek yang baik terhadap kasus kematian dan rawat inap, namun anda masih dapat terinfeksi sampai batas tertentu," kata Thomsen.
Baca juga: Luhut Ungkap Kasus Konfirmasi Covid-19 di Jawa dan Bali Turun hingga 98,9 Persen
Di sisi lain, Kepala Dokter Institut Serum Negara, Tyra Grove Krause mengingatkan, warga Denmark mungkin perlu sedikit diingatkan bahwa virus corona sebenarnya masih ada.
"Karena semua pembatasan telah dicabut, kehidupan sehari-hari telah berjalan normal kembali. Tampaknya Covid-19 telah dilupakan," kata Krause.
Andreasen berpendapat jika tren yang terjadi beberapa hari terakhir ini berlanjut, maka masuk akal bagi pemerintah untuk fokus pada tes lebih lanjut dan menerapkan langkah isolasi bagi orang yang terinfeksi, seperti yang dilakukan sebelumnya dalam masa pandemi ini.
"Kami telah memutuskan bahwa kami harus hidup dengan beberapa kasus infeksi Covid-19 di masyarakat. Namun ada batasan seberapa banyak infeksi yang dapat terjadi sebelum mulai mempengaruhi sistem layanan kesehatan," kata Andreasen.
Sebelumnya pada pertengahan September lalu, pemerintah Denmark telah menghapus semua aturan pembatasan, beberapa di antaranya bahkan telah diberlakukan selama hampir 550 hari, dengan alasan tingkat vaksinasi yang tinggi dan 'mengklaim diri' sebagai salah satu negara Eropa pertama yang melakukannya.
Pemerintah Denmark melaporkan bahwa mereka tidak lagi melihat Covid-19 sebagai 'penyakit kritis sosial'.
Sederet peraturan Covid-19 yang dihapuskan itu meliputi persyaratan memakai masker dan paspor Covid yang kali pertama diperkenalkan Denmark enam bulan lalu sebagai bukti vaksinasi.
Paspor tersebut pun memicu protes vokal yang menyebabkan bentrokan antara warga dengan polisi dan memicu terjadinya banyak penangkapan.