Smartphone: Bisakah Benar-benar Menjadi Ramah Lingkungan?
Ponsel memiliki jejak karbon yang sangat besar. Salah satu perusahaan yang mencoba mengubah ini adalah Fairphone. DW bertanya apakah…
Smartphone rata-rata jutaan kali lebih kuat daripada komputer yang dulu memandu astronot NASA ke bulan. Itu sungguh sesuatu, mengingat bahwa smartphone bobotnya cenderung kurang dari 200g. Tapi untuk bobot seringan itu, mereka memiliki jejak karbon yang berat. Selain bertanggung jawab atas antara 40 sampai 80 kg karbon dioksida (CO2), proses produksinya juga memerlukan ekstraksi logam berat seperti emas dan kobalt, yang sering menyebabkan kebocoran polusi beracun dari tambang dan kilang.
karena produsen ponsel terkemuka telah meluncurkan model terbaru secara teratur, sehingga mendorong ponsel lama untuk dibuang lebih cepat, satu perusahaan muncul untuk menangani masalah ini: Fairphone. Perusahaan ini mengklaim akanm mengutamakan "manusia dan planet" dalam proses produksinya dan menganut desain modular untuk meningkatkan masa pakai produknya dan membuatnya lebih mudah untuk diperbaiki.
Sembilan tahun setelah merilis model pertamanya, perusahaan yang berbasis di Belanda itu kini siap meluncurkan model Fairphone 4. Tapi seberapa berkelanjutankah smartphone mereka?
Sekilas tentang Fairphone
Dalam laporan daur ulang tahun 2017 perusahaan tersebut, mengakui bahwa hanya 30% bahan yang digunakan di model Fairphone 2 yang dapat didaur ulang. Pangsa ini telah meningkat menjadi 50% dalam laporan tahun 2020 mereka mengenaitingkat daur ulang bahan di model Fairphone 3.
Tapi sulit membangingkan tingkat daur ulang maupun keberlanjutannya dengan produsen-produsen lain. Menurut kelompok lingkungan, Greenpeace, perusahaan Apple jauh lebih transparan daripada kebanyakan pembuat ponsel lainnya, namun mereka tidak mempublikasikan informasi tentang tingkat daur ulang ponsel mereka.
Yang jelas, setiap gram logam berat berharga yang didapat dari proses daur ulang Fairphone berarti bahwa bahan itu tidak harus diledakkan dari sebuah tambang atau sisi gunung dan diangkut ke seluruh dunia untuk diproses.
Tapi satu hal yang belum Fairphone adalah rencana dekarbonisasi. Direktur Dampak Inovasi Perusahaan, Monique Lempers mengatakan kepada DW bahwa mereka sedang dalam proses menyusun target tersebut, namun sampai sekarang mereka telah berusaha mengurangi emisi dengan memperpanjang umur ponsel mereka.
"Kami menghitung bahwa jika kami menetapkan target umur produk empat setengah tahun, ini akan mengurangi jejak karbon ponsel hingga 30%," kata Lempers.
Ponsel mereka bersifat modular, artinya komponen-komponennya dapat ditukar jika rusak atau sudah terlalu tua. Ini berbeda dengan kebanyakan ponsel lain, yang jika komponennya rusak, seringkali harus diganti keseluruhannya.
Untuk alasan ini, Fairphones mendapat skor 10/10 pada peringkat kemampuan perbaikan di ranking "iFixit”, dibandingkan dengan skor 6/10 untuk iPhone 12. iFixit adalah situs berbasis wiki AS yang mengajarkan konsumen cara memperbaiki perangkat mereka sendiri, serta memberikan saran perbaikan dari toko-toko mereka.
Lempers mengatakan indikasi awal menunjukkan bahwa rata-rata Fairphone 3 digunakan hingga lima tahun, dua kali liebih lama dari smartphone biasa.
"Menggunakan teknologi ini lebih lama dapat memiliki efek yang sangat besar," kata direktur pelaksana iFixit, Matthias Huisken kepada DW. "Tidak mengganti barang-barang ini setiap dua hingga tiga tahun, tetapi menggantinya setiap lima atau setiap 10 tahun, akan membuat perbedaan besar."
Terlalu kecil untuk memerintahkan?
Tapi maksud baik ini belum didukung oleh pembuat perangkat lunak dan sistem operasi. Fairphone menjalankan sistem operasi Android Google. Karena Google terus memperbarui Android untuk meningkatkan fungsionalitas di ponsel generasi baru, pembaruan ini membuat perangkat Fairphones yang tahan lama menjadi tertinggal. Fairphone merespons dengan memperlambat frekuensi pembaruan di ponsel mereka, tetapi aplikasi tertentu menuntut versi terbaru Android untuk dijalankan.
"Jika Anda tidak dapat lagi melakukan mobile banking dengan aman di ponsel karena tidak ada lagi pembaruan keamanan, meskipun perangkat kerasnya mungkin berfungsi dengan baik, Anda kemungkinan besar akan menggantinya, karena Anda menginginkan ponsel yang aman” kata Huisken. "Untuk mendapatkan lebih banyak kontrol atas aspek-aspek ini, mereka perlu tumbuh. Mereka harus menjadi lebih relevan," tambahnya.