Iran Kerahkan Tank dan Artileri ke Perbatasan: Ibu Kota Azerbaijan dalam Jangkauan Senjata Kami
Laporan dari sejumlah media internasional menyebut, rudal dan tank Iran mengepung Azerbaijan.
Pada awalnya, Iran tetap diam bahkan setelah polisi dan bea cukai Azerbaijan mengkonfirmasi praktik tersebut.
Media Armenia melaporkan bahwa beberapa truk yang ditargetkan telah “mengangkut semen ke Yerevan dan Stepanakert,” ibu kota de facto Nagorno-Karabakh.
Wilayah ini diakui secara internasional sebagai Azerbaijan tetapi telah dikendalikan oleh pasukan Armenia sejak perang pertama antara kedua belah pihak pada 1990-an.
"Para pengemudi telah ditahan karena mereka “memasuki Azerbaijan secara ilegal dari Armenia dan tindakan terkait akan diambil,” juru bicara Kementerian Dalam Negeri Azerbaijan Ehsan Zahidov mengkonfirmasi pada hari berikutnya.
Azerbaijan telah lama berpendapat bahwa masuk ke Karabakh melalui Armenia sama dengan penyeberangan perbatasan ilegal.
Kementerian luar negeri Iran menanggapi dengan menuntut pembebasan para pengemudi dan bertemu dengan pejabat Azerbaijan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Serangkaian pertemuan telah dilakukan sejak itu tetapi nasib para pengemudi truk itu masih belum diketahui.
Duta Besar Iran untuk Azerbaijan, Abbas Mousavi, bertemu dengan Hikmet Hajiyev, penasihat senior kebijakan luar negeri untuk Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, dua kali dalam seminggu.
Dalam sebuah tweet, Mousavi mengatakan keduanya “meninjau situasi saat ini dan masa depan hubungan baik kami dan masalah kepentingan lainnya.”
Pada 23 September, Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bayramov bertemu dengan timpalannya dari Iran Hossein Amir-Abdollahian di sela-sela Sidang Umum PBB.
Dalam sebuah pernyataan, MFA Azerbaijan mencatat bahwa para menteri meninjau “situasi saat ini di wilayah tersebut.” Amir-Abdollahian, dalam komentarnya sendiri, menyinggung “pihak ketiga” yang datang antara Iran dan Azerbaijan, yang di Iran ditafsirkan sebagai referensi ke Israel, musuh bebuyutan Iran, yang memiliki hubungan hangat dengan Baku.
Ketegangan kemudian diperburuk oleh latihan militer angkatan laut yang dilakukan bersama oleh Turki dan Azerbaijan di Laut Kaspia.
Kementerian luar negeri Iran mengatakan bahwa latihan tersebut melanggar konvensi internasional yang melarang pasukan militer asing dari laut. (Analis Azerbaijan menjawab bahwa Iran adalah satu-satunya negara pesisir Kaspia yang tidak meratifikasi konvensi tersebut.)
Iran kemudian mengadakan latihan militernya sendiri di dekat perbatasannya dengan Azerbaijan.
Terpisah, Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan pernyataan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev tentang Iran mengejutkan.