Kamis, 2 Oktober 2025

21 Staf WHO Lecehkan Wanita dan Anak-anak saat Tangani Wabah Ebola di Kongo

Penelitian independen mengungkap sejumlah wanita dan anak perempuan di Kongo dilecehkan secara seksual oleh pekerja bantuan dari WHO.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
CELLOU BINANI / AFP
Seorang petugas kesehatan berjalan menuju pasien yang menjalani karantina di pusat perawatan Nongo ebola di Conakry, Guinea pada 21 Agustus 2015. 

"Saya minta maaf atas apa yang dilakukan kepada Anda oleh orang-orang yang dipekerjakan oleh WHO untuk melayani dan melindungi Anda," katanya.

"Ini adalah prioritas utama saya bahwa para pelaku tidak dimaafkan, tetapi dimintai pertanggungjawaban," kata Dr Tedros saat konferensi pers, Selasa (28/9/2021).

Dia mengaku akan bertanggung jawab, berjanji melindungi para korban, serta bersumpah akan merombak struktur dan budaya WHO.

Komisi independen dalam laporannya menyoroti "kegagalan struktural yang jelas dan ketidaksiapan untuk mengelola risiko insiden eksploitasi dan pelecehan seksual di Kongo".

Para penyelidik menemukan bahwa sebagian besar korban sangat rentan.

Korban kebanyakan adalah perempuan muda yang terjebak dalam situasi ekonomi sulit.

Salah satu terduga korban termuda, Jolianne menceritakan bahwa seorang staf WHO tiba-tiba berhenti dan menawarinya tumpangan pulang.

Seorang petugas kesehatan dari Kementerian Kesehatan Guinea membersihkan kontak yang dicurigai dari lengan pasien Ebola sebelum memberikan vaksin anti-Ebola di Gueckedou, Guinea, pada 23 Februari 2021.
Seorang petugas kesehatan dari Kementerian Kesehatan Guinea membersihkan kontak yang dicurigai dari lengan pasien Ebola sebelum memberikan vaksin anti-Ebola di Gueckedou, Guinea, pada 23 Februari 2021. (CAROL VALADE / AFP)

Baca juga: WHO Klaim Polusi Udara Bunuh 7 Juta Manusia Per Tahun

Baca juga: WHO dan UNICEF Minta Pemerintah RI Segera Gelar Pembelajaran Tatap Muka

Itu terjadi saat dirinya tengah menjual kartu telepon di pinggir jalan di kota Mangina pada April 2019.

"Sebaliknya, dia membawanya ke sebuah hotel di mana dia mengatakan dia diperkosa oleh orang ini," kata laporan itu.

Penyakit virus ebola (EVD) atau demam berdarah Ebola (EHF) adalah penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus Ebola.

Lebih dari 2.000 orang tewas dalam wabah Ebola di Republik Demokratik Kongo.

WHO, yang mempelopori upaya global untuk mengekang penyebaran penyakit ini menyatakannya wabah ini berakhir pada Juni tahun lalu.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved