Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Jerman Berhenti Biayai Karantina Bagi Warga yang Tidak Mau Divaksinasi Covid-19

Jerman akan berhenti menanggung biaya karantina Covid-19 bagi orang-orang yang tidak mau divaksinasi.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
AFP/FRISO GENTSCH
Karyawan perusahaan tekstil Zender Germany GmbH, pemasok otomotif, membuat topeng pelindung (masker) untuk digunakan di tengah pandemi coronavirus baru di Osnabrueck. Jerman. Senin (6 April 2020). (AFP/Friso Gentsch) 

TRIBUNNEWS.COM - Jerman akan berhenti menanggung biaya karantina Covid-19 bagi orang-orang yang tidak mau divaksinasi.

Dilansir CNA, pemerintah menilai tidak adil jika meminta wajib pajak untuk mensubsidi warga yang menolak upaya vaksinasi, jelas Menteri Kesehatan Jens Spahn, pada Rabu (22/9/2021). 

Spahn menjelaskan, aturan ini akan diterapkan oleh pemerintah di 16 negara bagian Jerman.

Peraturan akan berlaku selambat-lambatnya pada 11 Oktober mendatang.

Baca juga: Bersyukur Penanganan Covid-19 di RI Diapresiasi Dunia, Wapres Bicara Persiapan Hadapi Fase Endemi

Baca juga: Peneliti Sebut Covid-19 yang Parah Dapat Picu Kondisi Autoimun

Ribuan orang berdemo di Jerman menolak aturan-aturan dan protokol kesehatan untuk menekan penyebaran virus corona, Sabtu (1/8/2020).
Ribuan orang berdemo di Jerman menolak aturan-aturan dan protokol kesehatan untuk menekan penyebaran virus corona, Sabtu (1/8/2020). (Twitter @mikelbruder)

Ketentuan terbaru ini akan memengaruhi orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan orang yang kembali dari negara 'berisiko tinggi' seperti Inggris, Turki, sebagian Prancis, dan sejumlah negara lainnya.

Orang yang belum divaksinasi Covid-19 dan berasal atau baru mengunjungi negara risiko tinggi wajib karantina selama 5 hari.

Namun mereka yang sudah divaksinasi atau baru saja sembuh dari Covid-19 dibebaskan.

"Kita harus melihat ini secara berbeda," kata Spahn dalam konferensi pers.

"Ini tentang keadilan."

"Mereka yang melindungi diri mereka sendiri dan orang lain melalui vaksinasi dapat dengan tepat bertanya mengapa kita harus membayar seseorang yang berakhir di karantina setelah liburan di daerah berisiko," ujar Menkes Jerman ini.

Terkait vaksinasi, Jerman juga terhalang masalah privasi.

Negara ini memiliki undang-undang yang ketat terhadap privasi data karena sejarah pengawasan Nazi dan Komunis terhadap warga negara.

Atasan di perusahaan di Jerman tidak punya hak untuk meminta informasi kepada staf terkait masalah kesehatan mereka.

Vaksinasi Covid-19 tidak wajib di Jerman, namun pihak berwenang mengambil sejumlah langkah yang membuat warga tidak nyaman jika tidak divaksinasi.

Ratusan pekerja dinyatakan positif Covid-19 di sebuah rumah jagal atau pemotongan hewan di Jerman utara.
Ratusan pekerja dinyatakan positif Covid-19 di sebuah rumah jagal atau pemotongan hewan di Jerman utara. (Sky News)

Baca juga: Pekerja Pom Bensin di Jerman Ditembak Mati Gara-gara Ingatkan Pelanggan Pakai Masker

Baca juga: Kunjungan ke Cilacap, Presiden Jokowi akan Tanam Mangrove, Tinjau Vaksinasi Hingga Lepas Tukik

Misalnya tes Covid-19 gratis yang diperlukan untuk masuk ke restoran indoor mulai berbayar pada 11 Oktober.

Selain itu, beberapa negara bagian di Jerman mengizinkan restoran atau stadion olahraga untuk beroperasi.

Kendati demikian pelaku bisnis hanya boleh menerima pelanggan yang baru sembuh dari Covid-19, hasil negatif corona, atau sudah divaksinasi.

Jerman telah memvaksinasi penuh 74% orang dewasa, dibandingkan dengan 72,3% di seluruh Uni Eropa menurut data resmi.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved