Ethiopia: Satu tahun terdiri dari 13 bulan, sekarang masih tahun 2014 dan ada desa komunitas Muslim pertama di luar Arab
Ethiopia memiliki sejarah yang panjang dan unik. Negara ini baru merayakan tahun baru 2014 pada 11 September lalu, kalender mereka tertinggal
Pada 1895, Italia pernah mencoba menginvasi Ethiopia, yang ketika itu lebih dikenal dengan nama Abyssinia. Namun upaya ini berakhir dengan kekalahan memalukan.
Sebelumnya Italia berhasil menjajah negara tetangga Eritrea setelah perusahaan pengapalan Italia membeli kota pelabuhan di Laut Merah.
Ketidakpastian politik setelah kematian kaisar Ethiopia Yohannes IV pada 1889 memungkinkan Italia menguasai kawasan dataran tinggi di sepanjang pantai.
Namun beberapa tahun kemudian, saat Italia mencoba masuk lebih jauh ke wilayah Ethiopia, tentara Italia berhasil dipukul mundur dalam Pertempuran Adwa.
Empat brigade tentara Italia dikalahkan hanya dalam hitungan jam pada 1 Maret 1896 oleh tentara kaisar Ethiopia, Manelik II.
Italia dipaksa menandatangani perjanjian yang mengakui Ethiopia sebagai negara merdeka, meski beberapa dekade kemudian pemimpin fasis Italia Benito Mussolini melanggar isi perjanjian ini dan menduduki Ethiopia selama lima tahun.
Salah satu penerus Manelik, Kaisar Haile Selassie, memanfaatkan kemenangan atas Italia untuk mendirikan Organisasi Uni Afrika -- sekarang bernama Uni Afrika -- dan menjadikan ibu kota Ethiopia, Addis Ababa, sebagai markas organisasi kerja sama regional ini.
Saat meluncurkan Organisasi Uni Afrika pada 1963, Selassie mengatakan, "Kebebasan kita tidak ada artinya kecuali jika semua negara Afrika bebas [dari penjajahan]."

Ketika itu memang hampir semua benua ini dikuasai oleh kekuatan Eropa.
Ia mengundang para pejuang kemerdekaan di Afrika untuk mengikuti pelatihan di Ethiopia, termasuk Nelson Mandela dari Afrika Selatan.
Mandela diberi paspor Ethiopia yang memungkinkannya melakukan perjalanan ke seluruh kawasan di benua pada 1962.
Ia pernah menulis bahwa Ethiopia memiliki tempat yang sangat mendalam dalam dirinya.
Komunitas Muslim pertama di luar Arab Saudi
Saat sejumlah sahabat Nabi Muhammad menghadapi persekusi di Mekkah pada abad ke-7, Nabi meminta mereka untuk hijrah ke Abyssinia.
Nabi Muhammad mengatakan di Abyssinia ada seorang raja yang tidak mentolerir ketidakadilan. "... di sana ada seorang raja yang tak seorang pun dizalimi di sisinya, pergilah ke negerinya...," demikian kata Nabi Muhammad.