Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik di Afghanistan

JK Sebut Negara Terdekat yang Bisa Membantu Afghanistan Hanya China

Masalah yang dihadapi Taliban saat ini salah satunya terkait masalah ekonomi, dimana Taliban tergolong kaya namun tak ada yang mengolah kekayaannya.

AFP
Gerakan perlawanan Afghanistan dan pasukan anti-Taliban berpatroli di puncak bukit di daerah Darband di distrik Anaba, Provinsi Panjshir, Rabu (1/9/2021). Panjshir terkenal dengan pertahanan alaminya yang tidak pernah ditembus oleh pasukan Soviet atau Taliban. 

Sementara dibandingkan dengan Indonesia, lanjutnya, mengundang 100 engineer muda untuk dilatih pertambangan di beberapa tempat.

Baca juga: 14 Juta Rakyat Afghanistan Terancam Kelaparan Setelah Taliban Berkuasa

Indonesia sendiri sempat mengundang pemerintah Afghanistan dan Taliban untuk melihat seperti apa penerapan ajaran Islam yang moderat di Indonesia.

"Anda lihat semua di masjid bagaimana, Anda lihat di pesantren bagaimana, Anda lihat di sekolah-sekolah Islam bagaimana. Jadi kita ingin memperlihatkan contoh yang baik bahwa dengan Islam yang moderat akan terjadi begini. Mudah-mudahan mereka berubah," jelasnya.

Kekhawatiran Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 ini bahwa Afghanistan akan hancur dengan sendirinya jika tak berubah.

Tak adanya perubahan diprediksi JK akan berimbas ke segala hal di Afghanistan, termasuk munculnya kembali anti-Taliban yang memicu konflik akan terus muncul.

"Kalau ekonominya hancur sendiri, maka pemerintahnya tidak bisa jalan lagi, timbul lagi anti-Taliban, akan bergerak lagi untuk menjatuhkan ini, maka akan berlanjut terus konflik ini sampai 60 tahun. Tapi menurut pendirian saya pasti mereka berubah," ungkapnya.

Berkaca pada pemerintahan eksekutif yang dicanangkan Taliban, JK memandang akan terjadi perubahan dimana mereka akan menjadi inklusif atau terbuka.

Kesulitan menanti jika Afghanistan tak menjadi negara yang terbuka.

Kelompok perlawanan Afghanistan dan pasukan anti-Taliban terlibat dalam Latihan militer di daerah Malimah di Distrik Dara di Provinsi Panjshir pada Kamis (2/9/2021).
Kelompok perlawanan Afghanistan dan pasukan anti-Taliban terlibat dalam Latihan militer di daerah Malimah di Distrik Dara di Provinsi Panjshir pada Kamis (2/9/2021). (AFP)

Menurut JK, negara terdekat yang bisa membantu mereka adalah China.

Hanya saja ketika China membantu pembiayaan, memikirkan infrastruktur Afghanistan, maka bukan tak mungkin terjadi penguasaan politik dan ekonomi oleh China di Afghanistan.

Menurut JK, hal tersebut akan memicu negara-negara barat untuk kembali 'membantu' Afghanistan, meski dengan alasan agar tak terjadi penguasaan oleh China.

Dia memandang skema itu bisa memudahkan Taliban, namun internal mereka akan kesulitan nantinya.

"Kalau selama ini dibiayai oleh Amerika 20 triliun selama 20 tahun, maka tentu walaupun orang Afghanistan mengatakan iya 20 triliun, tapi jatuhnya itu tetap kembali ke Amerika dalam bentuk pembelian senjata, dalam bentuk tentara atau bentuk apapun seperti itu. Tapi walaupun demikian, 20 tahun konflik itu penuh korban yang banyak, maka kita mendoakan mereka," kata JK.

"Sebenarnya penyelesaian akhir semua itu damai. Amerika sebenernya kan datang ke Afghanistan itu dengan dua tujuan, pertama ingin menangkap Osama Bin Laden, kedua ingin demokratisasi Afghanistan. Setelah itu terjadi lah pemilihan Presiden dengan pemilu, walaupun hanya diikuti oleh 20 persen penduduk, tidak banyak, hanya 3 juta orang suaranya dari penduduk 38 juta orang di sana," tambahnya.

Bagi JK, yang menjadi pertanyaan untuk pemerintahan Taliban adalah sampai sejauh mana mereka menjaga demokratisasi itu. Tentu tidak mudah kalau mereka ingin menerapkan seperti apa yang terjadi sebelumnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved