Virus Corona
Kepala WHO di Rusia; Kasus Covid-19 Di Negara Ini Turun 11 Persen dalam 2 Pekan
Masalahnya, menurut studi terbaru, efektivitas beberapa vaksin telah turun secara signifikan terhadap Covid-19.
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Kepala Kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Rusia, Melita Vujnovic mengatakan bahwa WHO telah menerima pembaharuan harian tentang berapa banyak kasus virus corona (Covid-19) yang ada di semua negara anggota di seluruh dunia.
Sehingga Vujnovic dapat membagikan data terbaru dari kawasan Eropa.
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (3/9/2021), pernyataan itu ia sampaikan saat hadir dalam Forum Ekonomi Timur (EEF) yang berlangsung hingga 4 September besok.
"Dari 53 negara bagian yang tergabung dalam Wilayah Eropa WHO, di mana Rusia juga menjadi anggota, kami telah melihat kasus meningkat selama dua minggu terakhir di 28 negara. Pelonggaran langkah-langkah kesehatan masyarakat, termasuk tidak taatnya mereka dengan langkah-langkah yang ada, diyakini menjadi alasan kenaikan, bersamaan dengan prevalensi varian Delta yang sangat menular," kata Vujnovic.
Baca juga: Update Covid-19 Global 3 September 2021: Indonesia Urutan 16 Kasus Aktif Terbanyak Dunia
Namun, negara-negara anggota WHO telah melaporkan bahwa Penggunaan Darurat Terdaftar (EUL ) untuk vaksin, sama efektifnya seperti sebelumnya.
"Dan situasinya dipantau secara ketat oleh semua otoritas nasional serta dibagikan kepada WHO," tegas Vujnovic.
Menurutnya, terlepas dari peningkatan keseluruhan di 28 negara Eropa, statistik terbaru dari Rusia justru menunjukkan penurunan kasus secara keseluruhan.
"Mengenai Rusia, berdasarkan data nasional ini, kami melihat bahwa selama dua minggu terakhir jumlah kasus baru turun 11 persen. Angka reproduksi sekitar 0,96 yang menunjukkan perlambatan transmisi, papar Vujnovic.
Perlu diketahui, varian Delta berada dibalik ribuan kasus infeksi baru di seluruh dunia.
Masalahnya, menurut studi terbaru, efektivitas beberapa vaksin telah turun secara signifikan terhadap Covid-19.
Namun menurutnya, beberapa vaksin, satu diantaranya Pfizer/BioNTech masih efektif dalam mencegah perawatan di rumah sakit hingga gejala parah.
"Saat ini, dua suntikan vaksin yang disetujui, apakah itu disetujui WHO atau salah satu lembaga pengatur lainnya, telah terbukti memberikan perlindungan yang sangat baik dari gejala parah dan rawat inap akibat varian Delta serta varian lainnya yang menjadi perhatian.
Misalnya, penelitian Israel menunjukkan bahwa efektivitas vaksin Pfizer memang telah menurun terhadap virus itu, namun masih mempertahankan efektivitas sekitar 93 persen dalam mencegah kasus serius dan rawat inap.
Sebuah studi pracetak baru-baru ini oleh Mayo Clinic yang berbasis di Minnesota, Amerika Serikat (AS) telah menunjukkan bahwa efektivitas dua vaksin mRNA utama yang disetujui untuk digunakan di AS, yakni Pfizer/BioNTech dan Moderna dalam mencegah infeksi dan penyakit simtomatik telah turun dari 86 persen menjadi 76 persen untuk Moderna.
Begitu pula untuk Pfizer, turun dari 76 persen menjadi 42 persen, ini terjadi pada saat mayoritas kasus awal Delta terdeteksi di negara bagian tersebut.
Kementerian Kesehatan Rusia pun mengumumkan bahwa vaksin Sputnik V Rusia komponen ganda, yang saat ini tengah menjalani persetujuan WHO, diklaim memiliki efektivitas lebih dari 83 persen terhadap varian Delta.