Berita Populer Hari Ini
POPULER Internasional: Kasus Kematian Pertama Terkait Vaksin Pfizer di NZ | Sumber Kekayaan Taliban
Berita populer Internasional, di antaranya New Zealand laporkan kasus kematian pertama terkait vaksin Covid-19 dari Pfizer.
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
New Zealand laporkan kasus kematian pertama terkait vaksin Covid-19 dari Pfizer.
Sementara itu di Afghanistan, seorang tentara wanita AS menjadi korban ledakan bom oleh ISIS-K.
Di tengah situasi negara yang kacau, Taliban menyalahkan presiden Ashraf Ghani yang pergi saat kerusuhan terjadi.
Berikut ulasan berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Wanita di Selandia Baru Meninggal setelah Divaksin dengan Pfizer, Alami Efek Samping Langka
Seorang wanita di Selandia Baru meninggal dunia setelah mendapatkan vaksin virus corona Pfizer.
Dilansir Evening Standard, Selandia Baru telah melaporkan kasus tersebut sebagai kasus kematian pertama akibat vaksin virus corona.
Wanita itu meninggal karena miokarditis setelah diberi suntikan Pfizer, kata dewan kesehatan yang memantau keamanan vaksin, Senin (30/8/2021).
Dewan Pemantau Keamanan Independen Vaksin Covid-19 mengatakan dalam sebuah pernyataan:
"Ini adalah kasus pertama di Selandia Baru di mana kematian dalam hari-hari setelah vaksinasi dikaitkan dengan vaksin Pfizer COVID-19."
"Sementara Pusat Pemantauan Reaksi Merugikan telah menerima laporan kematian lainnya pada seseorang yang baru saja divaksinasi, tidak ada yang dianggap terkait dengan vaksinasi."
Baca juga: Wanita Selandia Baru Dilaporkan Meninggal usai Menerima Vaksin Covid-19 Pfizer
Baca juga: Syarat Penerima Vaksin Pfizer di Jakarta, Beserta Lokasi dan Jam Pelayanannya

Rincian resmi termasuk usia wanita dan tanggal kematiannya belum diumumkan.
Dewan mengatakan wanita itu mungkin mengalami miokarsitis karena vaksin, meskipun dia memiliki masalah medis lain yang mungkin berkontribusi pada kematiannya.
Direktur Jenderal Kesehatan Ashley Bloomfield mengatakan miokarditis adalah "efek samping yang sangat langka" dan vaksinasi jauh lebih aman daripada risiko terinfeksi Covid-19.
Lebih dari dua juta warga Selandia Baru telah menerima vaksin virus corona.
2. SOSOK Nicole Gee, Tentara Wanita AS Korban Tewas Bom Afghanistan, Sempat Posting Foto Gendong Bayi
Nicole L Gee, seorang Tentara Amerika Serikat (AS) menjadi korban tewas dalam serangan bom di Kabul, Afghanistan pekan lalu.
Kematian wanita berusia 23 tahun tersebut menjadi duka bagi keluarga hingga warga di tempat asalnya.
Gee adalah salah satu dari 13 anggota militer AS yang tewas dalam serangan teroris di luar Bandara Internasional Hamid Karzai pada hari Kamis (26/8/2021).
Bom tersebut juga menewaskan lebih dari 170 orang lainnya.
Sedikitnya 20 Marinir AS termasuk di antara ratusan orang yang terluka.
Dikutip dari CNN, enam hari sebelumnya, Gee telah memposting foto di Instagram, yang juga diposting di halaman media sosial Departemen Pertahanan , menunjukkan dia menggendong bayi Afghanistan.
Baca juga: Detik-detik AS Resmi Keluar dari Afghanistan, Taliban Bersiap Mengambil Alih Bandara Kabul
Gee memberi keterangan pada foto itu, "Saya mencintai pekerjaan saya."
Sersan Korps Marinir dari Sacramento, California itu memposting foto lain dari bandara minggu itu yang menunjukkan dia di depan sebuah pesawat di samping barisan panjang orang, dengan caption, "Mengawal pengungsi ke pesawat."

Adik Gee, Misty Fuoco Herrera, mengatakan saudarinya adalah seorang Marinir yang bangga, sangat bersemangat, dan termotivasi dengan pekerjaannya.
"Dia adalah sahabat saya, teman pertama saya, motivasi dan inspirasi saya, cahaya hidup saya. Saya akan sangat merindukannya, begitu juga dengan banyak anggota keluarga dan teman-temannya," katanya.
3. Taliban Salahkan Ashraf Ghani yang Tinggalkan Afghanistan, Dianggap Jadi Penyebab Kekacauan Negara
Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, menyalahkan Ashraf Ghani atas kekacauan yang dialami Afghanistan setelah 15 Agustus 2021.
Kesalahan Ghani, kata Shaheen, karena meninggalkan pemerintahan secara tiba-tiba.
Dalam wawancara eksklusif dengan Doha News, Shaheen mengungkapkan, pada 15 Agustus Taliban menantikan transisi kekuasan secara damai dan para pejuang sedang menunggu di luar gerbang Kabul saat Ghani tiba-tiba melarikan diri.
"Dia membuat kesalahan dengan meninggalkan pemerintahan begitu saja."
"Inilah yang mengakibatkan kekosongan mendadak, penjarahan, dan penembakan," kata Shaheen, dikutip dari Hindustan Times.

Baca juga: 2 Hari Sebelum Bom di Kabul, Komandan ISIS-K Ungkap Sudah Menunggu Waktu untuk Menyerang
Baca juga: Ashraf Ghani Akhirnya Muncul, Bantah Kabur dari Afghanistan, Klaim Diusir tanpa Sempat Ganti Sepatu
Mengenai laporan yang mengatakan Ghani kabur dengan membawa banyak uang tunai, Shaheen berujar, jika ia mengambil sesuatu yang bukan miliknya, berarti harus mengembalikannya ke Afghanistan.
Kendati demikian, hal tersebut bukan prioritas Taliban, kata Shaheen.
Fokus Taliban saat ini adalah untuk membentuk pemerintahan baru.
Tentang hubungan lebih lanjut dengan Uni Emirat Arab (UEA) yang telah menyambut Ghani dan keluarganya, Shaheen menyebut Ghani memang punya kedekatan dengan UEA.
Tetapi, itu tidak berarti UEA tak akan berhubungan dengan Taliban.
4. Taliban Disebut Kelompok Pemberontak Terkaya di Dunia, Ini Sederet Sumber Uang Mereka
Setelah 20 tahun memerangi pasukan AS dan sekutunya, kelompok militan Taliban kembali menguasai Afghanistan.
AS menarik pasukannya dari Afghanistan hingga tenggat waktu pada Selasa (31/8/2021).
Menurut laporan BBC, Taliban dianggap menjadi satu di antara kelompok militan terkaya di dunia.
Taliban diketahui mulai memerintah Afghanistan pada 1996 hingga akhir 2001 karena tumbang setelah AS dan sekutu menginvasi.
Selama dua dekade konflik dengan AS, puluhan ribu pejuang kelompok ini tewas.
Baca juga: Taliban Salahkan Ashraf Ghani yang Tinggalkan Afghanistan, Dianggap Jadi Penyebab Kekacauan Negara
Baca juga: Detik-detik AS Resmi Keluar dari Afghanistan, Taliban Bersiap Mengambil Alih Bandara Kabul

Namun kontrol teritorial dan kekuatan militernya terus meningkat dalam beberapa tahun ke belakang.
Menurut laporan AS, pada pertengahan 2021 lalu Taliban memiliki sekitar 70 ribu hingga 100 ribu pejuang, naik 30 ribu dari 10 tahun lalu.
Pendapatan tahunan Taliban mulai 2011 dan seterusnya diperkirakan sekitar $400 juta, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Tetapi pada akhir 2018 ini mungkin telah meningkat secara signifikan, hingga $1,5 miliar per tahun, menurut penyelidikan BBC.
(Tribunnews.com)