Konflik di Afghanistan
'Penarikan Aman' Militer, Staf dan Warga AS, Biden Tambah Pasukannya di Afghanistan Jadi 5.000
Biden telah memerintahkan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken untuk memberikan dukungan kepada pemerintah Afghanistan.
Yang terbaru, kelompok pemberontak itu telah merebut Sharana, ibu kota provinsi Paktika, Afghanistan tenggara dan
Provinsi Mazar-i-Sharif yang merupakan kawasan komersial terbesar di Afghanistan utara.
Sedangkan pemerintah Afghanistan tetap mengendalikan ibu kotanya, yakni Kabul dan Jalalabad yang menjadi ibu kota provinsi timur Nangarhar.
Meningkatnya serangan Taliban di negara itu dimulai tidak lama setelah pemerintahan Biden mulai menarik pasukan Amerika dari wilayah tersebut.
Baca juga: Sekjen NATO: Taliban Tak akan Dapat Pengakuan Internasional Jika Ambil Alih Afghanistan Secara Paksa
Langkah AS ini pun mendapat kritikan dan menimbulkan kekhawatiran lantaran para gerilyawan itu mengambil alih Afghanistan setelah penarikan mundur pasukan AS.
Biden pun sebenarnya 'meremehkan' kekhawatiran terkait hal itu pada Juli lalu, saat ia mengatakan bahwa sangat tidak mungkin jika Taliban dapat 'mengalahkan segalanya'.
Hingga hari ini, beberapa prediksi intelijen AS pun menunjukkan bahwa Kabul dapat 'diisolasi' oleh Taliban dalam waktu satu bulan atau lebih cepat.
Sementara pemerintahan Biden terus menegaskan bahwa kehadiran militer AS tidak akan memberikan dampak besar, jika pemerintah Afghanistan 'tidak dapat mengamankan negaranya sendiri'.
Sebelumnya pada awal pekan ini, Pentagon mengumumkan pengerahan kembali 3.000 tentara AS ke Afghanistan untuk membantu evakuasi diplomatnya, saat Taliban terus bergerak maju untuk menguasai negara itu.