Konflik di Afghanistan
'Penarikan Aman' Militer, Staf dan Warga AS, Biden Tambah Pasukannya di Afghanistan Jadi 5.000
Biden telah memerintahkan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken untuk memberikan dukungan kepada pemerintah Afghanistan.
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan pada hari Sabtu waktu setempat bahwa ia telah mengizinkan pengerahan sekitar 5.000 tentara AS ke Afghanistan.
"Ini untuk memastikan kami dapat membawa pulang personel dan personel sekutu lainnya secara tertib dan aman. Serta mengevakuasi warga Afghanistan yang telah membantu pasukan AS selama berlangsungnya misi kami, juga mereka yang berisiko khusus diserang Taliban," kata Biden.
Ia juga memperingatkan bahwa tindakan apapun yang dilakukan Taliban dan menimbulkan risiko bagi personel AS atau 'misi AS' di Afghanistan akan ditanggapi 'dengan respons militer AS yang cepat dan kuat'.
"Saya telah memerintahkan angkatan bersenjata dan komunitas intelijen AS untuk memastikan bahwa kami dapat mempertahankan kemampuan dan kewaspadaan untuk mengatasi ancaman teroris di masa depan dari Afghanistan," tegas Biden.
Pernyataan itu juga mencatat bahwa Biden telah memerintahkan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken untuk memberikan dukungan kepada pemerintah Afghanistan.
Baca juga: Kisah Wanita Afghanistan saat Taliban Masuk ke Kotanya: Sekarang Harus Sembunyi dan Tinggal di Rumah
Ini sebagai langkah terakhir demi 'mencegah pertumpahan darah lebih lanjut dan mencapai penyelesaian politik'.
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (15/8/2021), Biden juga mengungkapkan bahwa ia telah menunjuk Duta Besar Tracey Jacobson yang bertanggung jawab atas upaya AS untuk 'memproses, mengangkut, dan merelokasi pemohon visa imigran khusus Afghanistan dan sekutu Afghanistan lainnya'.
Saat menyelesaikan pernyataannya itu, Biden berjanji bahwa dirinya akan menjadi Presiden terakhir AS yang berurusan dengan perang di Afghanistan.
"Saya adalah Presiden ke-4 yang memimpin kehadiran pasukan Amerika di Afghanistan, selama ini dua dari Partai Republik, dan dua dari Demokrat. Saya tidak akan melanjutkannya," tegas Biden.
Ia juga menjelaskan langkahnya untuk menarik pasukan Amerika dari negara itu, mengacu pada pendahulunya, mantan Presiden AS Donald Trump, yang meninggalkan Taliban di posisi terkuat secara militer sejak 2001 dan memberlakukan batas waktu hingga 1 Mei 2021 pada pasukan AS untuk pergi dari negara tersebut.
"Sesaat sebelum ia (Trump) meninggalkan kantor kepresidenan, ia juga menarik pasukan AS menjadi minimal 2.500. Oleh karena itu, saat saya menjadi presiden, saya menghadapi beberapa pilihan," jelas Biden.
Yang pertama adalah menindaklanjuti kesepakatan, dengan perpanjangan singkat untuk mengeluarkan pasukan AS dan pasukan sekutu secara aman.

Yang kedua, meningkatkan kehadiran AS dan mengirim lebih banyak pasukan Amerika untuk berperang 'sekali lagi' di area konflik sipil negara lain.
Pernyataan kepresidenan itu muncul sesaat setelah Taliban menegaskan bahwa mereka telah menguasai 90 persen wilayah Afghanistan.