Minggu, 5 Oktober 2025

Profesor di Yaman Ditembak Mati saat Berjalan, Sempat Kritik Kelompok Houthi di Medsos

Seorang profesor di Universitas Sana'a, Yaman, ditembak mati oleh sekelompok orang bersenjata pada Rabu (4/8/2021) malam waktu setempat.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Hani Al-Ansi / dpa
16 Maret 2019, Yaman, Sanaa: Pejuang militan Houthi memegang senjata mereka dan meneriakkan slogan-slogan selama pertemuan yang bertujuan untuk memobilisasi lebih banyak pejuang sebelum menuju ke medan perang. 

Sami Noaman mengatakan bahwa kelompok pemberontak ini diduga menghabisi lawan dan kritikus.

Di sisi lain, pendukung Houthi akan diberi perlakuan khusus.

Puluhan mahasiswa Universitas Sana'a turun ke media sosial pada Rabu malam.

Mereka ikut berduka dan mengenang mendiang profesor.

Para mahasiswa menggambarkan Naeem sebagai orang yang baik dan dosen yang luar biasa.

"Tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan sejauh mana tragedi dan kesedihan kematian Anda," tulis Ghadir Yahya, seorang mantan mahasiswa, di Facebook.

Pendukung militan Houthi Yaman mengangkat plakat selama protes terhadap blokade yang diberlakukan di negara mereka oleh koalisi Saudi, di ibu kota Sanaa, pada 26 Februari 2021. Militan Huthi yang didukung Iran di Yaman mengklaim pada 28 Februari, percobaan serangan yang menargetkan ibu kota Arab Saudi Riyadh dan wilayah lain dalam semalam, mengancam lebih banyak serangan.
Mereka telah mengintensifkan operasi melawan kerajaan di tengah meningkatnya bentrokan berdarah untuk merebut benteng terakhir Marib di utara yang didukung pemerintah Yaman.
Pendukung militan Houthi Yaman mengangkat plakat selama protes terhadap blokade yang diberlakukan di negara mereka oleh koalisi Saudi, di ibu kota Sanaa, pada 26 Februari 2021. Militan Huthi yang didukung Iran di Yaman mengklaim pada 28 Februari, percobaan serangan yang menargetkan ibu kota Arab Saudi Riyadh dan wilayah lain dalam semalam, mengancam lebih banyak serangan. Mereka telah mengintensifkan operasi melawan kerajaan di tengah meningkatnya bentrokan berdarah untuk merebut benteng terakhir Marib di utara yang didukung pemerintah Yaman. (Mohammed HUWAIS / AFP)

Baca juga: Dipenjara dan Dilecehkan Houthi, Model asal Yaman Mencoba Gantung Diri di Penjara

Baca juga: Arab Saudi Denda Rp 1,9 Miliar bagi Pendatang dari Negara Terinfeksi Tinggi Covid-19

Kelompok Hutsi atau biasanya dikenal Houthi, sebenarnya memiliki nama resmi Anshar Allah.

Houthi merupakan gerakan bersenjata yang muncul Yaman Utara pada 1990an.

Kelompok ini muncul sebagai oposisi terhadap mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, yang dituduh melakukan korupsi.

Houthi juga mengkritik mantan presiden ini karena dianggap mengorbankan rakyat dan kedaulatan Yaman demi dukungan dari Arab Saudi dan Amerika Serikat.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved